REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
Penelitian Imunologi pada Penderita Malaria Serebral di RS. Manado dan Tomohon
Tjitra, Emiliana (1994) Penelitian Imunologi pada Penderita Malaria Serebral di RS. Manado dan Tomohon. Project Report. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan Penyakit.
Full text not available from this repository.Abstract
Penelitian patofisiologi pada penderita malaria serebral di RS. Manado dan Tomohon telah dilakukan dari bulan Agustus 1992 sampai sekarang. Penelitian tersebut merupakan kerja sama antara NAMRU-2, Jakarta dengan Puslit Penyakit Menular, Badan Litbangkes Depkes RI Jakarta; dan RS di Manado serta RS Tomohon. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari faktor-faktor yang berperan dalam patogenesis malaria serebral, yaitu di antaranya membandingkan kadar sitokin (TNF,IL-1, IL-6 dan IFN-t) antara penderita malaria serebral dengan penderita malaria falsiparum non serebral. Penelitian ini merupakan case control study antara penderita malaria serebral dan malaria falsiparum non serebral. Penderita malaria serebral dipilih sesuai dengan kriteria WHO; dan penderita malaria falsiparum non serebral sesuai dengan kriteria berpasangan pada umur, kadar bilirubin dan kreatinin darahnya; serta disetujui oleh penderita atau walinya. Semua penderita di rawat dan diikuti perkembangan klinis, parasitologis dan laboratoris. Khusus untuk penderita malaria serebral dilakukan fungsi lumbal untuk memperkuat dan membantu diagnosis malaria serebral. Penderita malaria serebral dan malaria berat atau dengan komplikasi diobati dengan kina dihidroklorida intravena yang dilanjutkan peroral dengan kina sulfat sampai dengan 7 hari pengobatan;sedangkan penderita malaria falsiparum non serebral lainnya diobati dengan klorokuin 25 mg/basa/kg BB/3 hari dosis tunggal peroral. Angka kematian pada penderita malaria falsiparum adalah 39% (18/46) dan kematian pada penderita malaria serebral adalah 50% (16/32). Kematian dapat dipastikan terjadi bila terdapat > 4 komplikasi yang terutama adalah tachypone, hiperkreatnemia, hiperbilirubinemia, hipoglikemia, leukositosis dan hipotensi. Nilai rata-rata sitokin serum yaitu TNF-a. IL-6, IL-1b dan IFN-t pada penderita malaria serebral adalah 75,1 , 161, 8,3 dan 370 picogram/ml adalah lebih tinggi bila dibandingkan pada penderita malaria falsiparum non serebral yaitu 36.9, 126,0.3 dan 293 picogram/ml. Nilai rata-rata sitokin serum TNF-a, IL-6 dan IFN-t selama pengobatan dari penderita malaria falsiparum yang sembuh (hidup) adalah berbeda bermakna dibandingkan dengan penderita yang meninggal; sedangkan nilai rata-rata Il-1b serumnya tidak berbeda bermakna. Nilai sitokin otak dari penderita malaria serebral yang sembuh maupun yang meniggal sangat bevariasi. Nilai sitokin serum yaitu TNF-a, IL-6, IL-1b dan IFN-t lebih tinggi pada penderita malaria serebral dibandingkan penderita malaria falsiparum non serebral. Di antara sitokin serum tersebut hanya nilai TNF-a, IL-6 dan IFN-t yang berhubungan dengan kematian malaria falsiparum; sedangkan sitokin cairan otak (TNF-a IL-6, Il-b dan IFN-bt) tidak berhubungan dengan kematian malaria serebral.
Item Type: | Monograph (Project Report) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | MALARIA; malaria serebral; malaria falciparum; Abstrak Penelitian Kesehatan |
Subjects: | W Medicine and related subjects (NLM Classification) > WC Communicable Diseases > WC 680-950 Tropical and Parasitic Diseases |
Divisions: | Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan Penyakit |
Depositing User: | Administrator Eprints |
Date Deposited: | 02 Oct 2017 05:26 |
Last Modified: | 16 Nov 2017 03:43 |
URI: | https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/91 |
Actions (login required)
View Item |