Nugroho, Yun Astuti and Winarsih, Winarsih (2003) Pengembangan Ekstrak Daun Waru (Hibiscus similis L) dan Pegagan (Centella asiatica L) sebagai Fitofarmaka Antituberkulosis : Tahap I: Uji Aktivitas Antimikobakterium, Sistem Imun, dan Karakterisasi Ekstrak. Project Report. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
FAR-417A-PENGEMBANGAN EKSTRAK DAUN WARU DAN PEGAGAN SEBAGAI FITOFARMAKA ANTITUBERKULOSIS.pdf
Download (25MB) | Preview
Abstract
Tanaman Waru (Hibiscus similis L), Kaki kuda atau Pegagan (Centella asiatica L) secara tradisional dipakai untuk pengobatan penyakit tuberkulosis, dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Oleh karena itu telah dilakukan "Uji aktivitas antimikobakterium, sistem imun dan karakterisasi ekstrak".
Metode penelitian, standarisasi menggunakan pedoman dari Badan POM (2000), uji khasiat antimikobakterium menggunakan metode konsentrasi absolut (2001) dan uji imunitas menggunakan metode RID (Radial Immunodiffussion, 1977).
Hasil penelitian, ekstraksi daun Waru menghasilkan rendemen sebesar 21% dan hasil karakterisasi non spesifik (%), kadar abu 6,16; kadar abu larut air 5,05; kadar abu tidak larut asam 0 dan kadar air 16,08. Karakterisasi spesifik (%), kadar sari larut air 47,10; kadar sari larut dalam etanol 14,82; kadar tanin 7,92. Golongan kimia yang diperoleh dari ekstrak daun Waru adalah alkaloid dan tanin. Ekstraksi herba Pegagan menghasilkan rendemen sebesar 8,4% dan hasil karakterisasi non spesifik (%), kadar abu 9,71 ; kadar abu larut air 6,18; kadar abu tidak larut asam 0,55 dan kadar air 6,39. Karakterisasi spesifik (%), kadar sari larut air 34,50; kadar sari larut dalam etanol 10,44; kadar asiatikosida 1,00. Golongan kimia yang diperoleh dari ekstrak herba Pegagan adalah saponin, steroid,
triterpen, glikosida, alkaloid, tanin, flavonoid.
Uji khasiat antibakteri, ekstrak daun Waru 36 mg/ml bakteri tuberkulosis strain Mycobacterium tuberculosis H37RV pada media L-J dan 7H10 agar menunjukkan adanya hambatan tapi untuk strain Mycobacterium tuberculosis MOR tidak ada hambatan. Ekstrak herba Pegagan 22,5 mg/ml untuk strain Mycobacterium tuberculosis H37RV pada media L-J dan 7H10 agar menunjukkan adanya hambatan tapi untuk strain Mycobacterium tuberculosis MOR tidak ada hambatan.
Uji imunomodulator, kenaikan kadar IgG setelah pemberian ekstrak daun Waru dosis 4; 12 dan 36 mg/20 g bb pada mencit yang diinduksi SDMD 1 % adalah 76,25; 169,25 dan 310,37 mg/dl. Ekstrak daun Waru dosis 36mg/20 g bb mempunyai potensi yang sama dengan Vitamin A dosis 4000 UI/20 g bb (p=0,407) dalam menaikkan kadar IgG. Pemberian ekstrak herba Pegagan dosis 2,5; 7,5 dan 22,5 mg/20 g bb dapat meningkatkan kadar IgG sebesar 82,00; 148,62 dan 361,25 mg/dl. Ekstrak herba Pegagan dosis 22, 5mg/20 g bb khasiatnya sebanding dengan Vitamin A dosis 400 UI/20 g bb (p=0,684} dalam meningkatkan kadar IgG mencit yang diinduksi SDMD 1 %.
Kesimpulan, ekstrak daun Waru (Hibiscus similis L) dan herba Pegagan dapat menghambat pertumbuhan Mycobacterium tuberculosis strain H37VR. Ekstrak daun Waru (Hibiscus similis L) dosis 36 mg/20 g bb dapat meningkatkan kadar lgG sebesar 310,375 mg/dl. Ekstrak herba Kaki Kuda/Pegagan (Centella asiatica L) dosis 22,5 mg/dl
dapat meningkatkan kadar IgG sebesar 361,25 mg/dl.
Item Type: | Monograph (Project Report) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Waru; Hibiscus similis L; Pegagan; Centella asiatica L; Tuberkulosis; imunitas |
Subjects: | R Medicine > RS Pharmacy and materia medica W Medicine and related subjects (NLM Classification) > WB Practice of Medicine |
Divisions: | Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Pusat Penelitian dan Pengembangan Farmasi dan Obat Tradisional |
Depositing User: | S L |
Date Deposited: | 07 Jul 2025 04:34 |
Last Modified: | 07 Jul 2025 04:34 |
URI: | https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/5918 |