PENENTUAN NILAI RUJUKAN PARAMETER FAAL HEWAN PERCOBAAN SEBAGAI MODEL PENYAKIT MANUSIA DAN HEWAN

Sulaksono, Edhie M. (1994) PENENTUAN NILAI RUJUKAN PARAMETER FAAL HEWAN PERCOBAAN SEBAGAI MODEL PENYAKIT MANUSIA DAN HEWAN. Project Report. Pusat Penelitian dan Pengembangan Penyakit Menular.

Abstract

Untuk keperluan penelitian tertentu, para peneliti kadang-kadang memerlukan data nilai rujukan parameter faal hewan percobaan yang digunakan sebagai modelnya, namun selama ini data semacam itu hanya dapat diperoleh dari referensi asing, karena di dalam negeri sendiri belum ada yang mengupayakan adanay "base-line data" yang dapat dipercaya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data nilai rujukan parameter faal hewan percobaan di Indonesia yang menyangkut data hematologi, diferensial leukosit, biokimia darah, elektrolit serum dan data fisiologi, sehingga diharapkan dapat membantu para peneliti di Indonesia dalam menentukan kebijakan penelitiannya. Penelitian ini menggunakan dua jenis hewean percobaan, yaitu tikus (lab.rat) sebanyak 40 ekor jantan dan 40 ekor betina. Keduanya normal/sehat, diperlihara secara konvensional dari sepuluh sentra hewan percobaan yang ada di Jawa. Kedua jenis hewan tersebut sebelum diambil adarahnya, diamati terhadap temperatur rektal,konsumsi pakan dan minum per harinya. Spesimen darah diambil melalui mata, namun sebelumnya dilakukan anestesi terhadap hewan-hewan tersebut dengan menggunakan ether. Kemudian spesimen tersebut diperiksa di Laboratorium Patologi Klinik RSCM/FKUI terhadap parameter faal; hemagtokrit,hemoglobin, eritrosit, VER,HER,KHER. leukosit, jenis leukosit, trombosit, SGOT, SGPT, total protein, globulin, glukosa, Ca, ureum, Mg,Na,K,CI, temperatur rektal, konsumsi pakan minum per harinya. data dukelola dan dianalisa dengan menggunakan komputer program dbase III Plus dan Harvard Graphics. Hasilnya adalah bahwa gambaran parameter faal tikus dan mencit bervariasi satu sama lainnya menurut sentra, strain maupun jenis kelamin hewan percobaan. Namun secara umum dapat digambarkan bahwa nilai hematologi tikus jantan adalah: eritrosit (juta/ul)= 6.85-8.53 (7.81); leukosit (ul)= 7.475-11.700 (9.577,50); hemoglobin (g/dl)= 12.48-14.63 (13.85); trombosit (ul)= 561.750-948.000 (779.225). Sedangkan tikus betina adalah: eritrosit (juta/ul)=6.72-7.76 (6.75); leukosit (ul)= 5.300-10.280 (7.492); hemoglobin (g/ul)= 12.48-14.58 (12.62); trombosit (ul)= 317.400-860.800 (597.890). Sedangkan nilai hematologi mencit jantan adalah: eritrosit (juta/ul)=6.5-8.13 (7.29);leukosit (ul)=7.688,89-12.811,11 (9.356,94); hemoglobin (g/dl)= 11.23-13.51 (12.13); trombosit = 818.888,89-1.660.666.67 (1.405.549,21). Adapun mencit betina adalah: yeritrosit (juta/ul)= 9.18-8.62 (7.86);leukosit (ul)= 5.522,22-9.522,22 (7.485,05); hemoglobin (g/dl)=12.15-14.91 (13.41); trombosit (ul)= 762.000-1.249.055,56 (1.025.623,81). Nilai parameter faal biokimia darah,elektrolit serum temperatur rektal, konsumsi pakan dan minum juga menunjukkan hasil yang bervariasi menurut sentra, strain maupun jenis kelamin, bahkan sebagian parameter faal menunjukkan hasil lebih tinggi dibandingkan nilai referensi. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan strain, mutu pemeliharaan, kondisi lingkungan dan sebagiannya antara Indonesia dan negara lain. Kesimpulannya adalah hewan variasi nilai parameter faal tikus dan mencit meskipun terdapat perbedaan bila dibandingkan data referensi dinilai wajar. Perbedaan hasil diantara senta, strain dan jenis kelamin tikus dan mencit juga dinilai wajar bagi kondisi konvensional, meskipun nilainya lebih tinggi namun masih dalam batas hewan yang sehat/normal.

Actions (login required)

View Item