REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

UJICOBA PENGENDALIAN MALARIA DI DAERAH TIDAK TERISOLASI SECARA EPIDEMIOLOGI DI KABUPATEN PURWOREJO DENGAN INTENSIFIKASI PENGOBATAN

Ompusunggu, Sahat and Tuti, Sekar and Sismadi, Priyanto (2002) UJICOBA PENGENDALIAN MALARIA DI DAERAH TIDAK TERISOLASI SECARA EPIDEMIOLOGI DI KABUPATEN PURWOREJO DENGAN INTENSIFIKASI PENGOBATAN. Project Report. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan Penyakit.

Full text not available from this repository.

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan efektifitas pengendalian, malaria dengan melakukan intensifikasi pengobatan untuk daerah yang tidak terisolasi secara epidemiologis. Dalam penelitian ini dilakukan intensifikasi pengobatan berupa uji coba penggantian peranar. JMD oleh kader-kader malaria sesudah dilatih disertai dengan pembentukan Dasa Wisma. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, juga dilakukan penyuluhan. Agar akurasi pemeriksaan mikroskopis malaria tetap tinggi, juga dilakukan pelatihan penyegaran pemeriksaan mikroskopis malaria bagi tenaga mikroskopis. Jenis penelitian adalah quasi-experimental dan longitudinal. Penelitian ini dilakukan di 2 desa (Kalikotes dan Ngandagan) yang terletak di kecamatan Pituruh, kabupaten Purworejo, Jawa Tengah selama 2 tahun (Januari 2001 - Desember 2002). Hasil menunjukkan bahwa: (1). secara umum pelaksanaan pemberantasan malaria sudah berjalan dengan baik, namun ada beberapa kelemahan seperti: kurangnya pemahaman akan kegunaan Sistem Kewaspadaan Dini di Puskesmas tertentu, kurangnya tenaga JMD dalam penemuan dan pengobatan malaria klinis, lemahnya ketrampilan mikroskopis dalam diagnosa parasit malaria di Puskesmas-Puskesmas tertentu serta adanya mutasi mikroskopis tanpa lebih dulu mempersiapkan mikroskopis pengganti yang sama kualitasnya. (2). vektor malaria yang utama di desa perlakuan (Kalikotes) adalah An. maculatus sedangkan di desa pembanding (Ngandagan) adalah An. aconitus dan kedua jenis vektor lebih senang menggigit di luar rumah serta cenderung bersifat zoofilik. (3). baik di desa perlakuan maupun desa pembanding kebanyakan masyarakat telah mengenal malaria dan penyuluhan yang hanya satu kali belum bisa meningkatkan tingkat pengetahuan mereka yang sudah "tinggi" itu. Sikap merekapun menunjukkan hal-hal yang positif terhadap beberapa hal, namun masih ada beberapa sikap yang salah yaitu menghindari penderita malaria dengan alasan bisa menular. Pencarian pengobatan kebanyakan dilakukan masyarakat ke Puskesmas namun di desa perlakuan sebagian kecil telah mencari pengobatan ke kader malaria. (4). fungsi Juru Malaria Desa dapat digantikan oleh kader malaria desa yang dikombinasikan dengan pembentukan Dasa Wisma, namun untuk mempertahankan semangat kader malaria tersebut diperlukan pembinaan melalui pertemuan yang periodik (5). SPR malaria hasil survei masal di desa perlakuan menunjukkan penurunan yang bermakna enam bulan sesudah intensifikasi, sebaliknya di desa pembanding terjadi peningkatan dan persentase P. falciparum di kedua desa meningkat. Cakupan ACD dan ABER di kedua desa meningkat sesudah intensifikasi, namun peningkatan ACD lebih besar di desa perlakuan daripada desa pembanding. MOMI, SPR hasil ACD-PCD dan persentase P. falciparum menurun di kedua desa sesudah intensifikasi. Sesuai dengan hasil tersebut pada tahun kedua akan dilakukan perbaikan-perbaikan baik metoda maupun frekuensi penyuluhan.

Item Type: Monograph (Project Report)
Uncontrolled Keywords: Malaria, Intensifikasi Pengobatan, Juru Malaria Desa (JMD)
Subjects: W Medicine and related subjects (NLM Classification) > WC Communicable Diseases > WC 680-950 Tropical and Parasitic Diseases
Divisions: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan Penyakit
Depositing User: Administrator Eprints
Date Deposited: 02 Oct 2017 05:30
Last Modified: 01 Nov 2017 04:27
URI: https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/2277

Actions (login required)

View Item View Item