REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
Pengembangan Pengendalian Malaria dengan Intensifikasi Penemuan dan Pengobatan Penderita untuk Mencegah Terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) di Daerah Lampung Selatan Tahap-I
Tuti, Sekar (2003) Pengembangan Pengendalian Malaria dengan Intensifikasi Penemuan dan Pengobatan Penderita untuk Mencegah Terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) di Daerah Lampung Selatan Tahap-I. Project Report. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan Penyakit.
Full text not available from this repository.Abstract
Dengan dana yang terbatas, penemuan dan pengobatan penderita untuk memutus atau mengurangi sumber penularan merupakan pilihan yang lebih rasional dalam pemberantasan malaria di daerah dimana vektor kontrol sulit atau terlalu masalah untuk dilakukan. Oleh karena itu, intensifikasi penemuan dan pengobatan penderita dengan memberdayakan masyarakat diharapkan merupakan salah satu cara untuk memperluas cakupan/jangkauan pelayanan kesehatan, sehingga dapat menekan terjadinya kenaikan jumlah penderita yang tinggi (menghindari terjadinya kejadian luar biasa/KLB). Penelitian ini merupakan studi intervensi yang bersifat kuasi eksperimental. Penilaian hasil dilakukan sebelum dan 6 bulan sesudah perlakuan yaitu pembentukan Petugas Penemu Penderita Malaria (P3M) untuk penemuan dan pemberian obat penderita malaria di daerah perlakuan (Desa Way Muli). Desa Rajabasa berperan sebagai pembanding, disini tidak dibentuk P3M. Penilaian meliputi antara lain slide positive rate (SPR) di masyarakat dan Puskesmas; angka monthly malaria incidence (MOMI); cakupan penemuan dan pengobatan penderita malaria oleh P3M; pengetahuan sikap serta perilaku masyarakat (PSP) terhadap beberapa hal yang terkait dengan penyakit malaria, dan ada/tidaknya KLB. Didapatkan bahwa 6 bulan setelah perlakuan SPR dari survei darah jari masyarakat di daerah perlakuan turun secara bermakna (p<0,05) dari 18,9% (66/348) ? 10% (38/380), sedangkan di daerah pembanding meningkat dari 14,4% (29/201) ? 15,5% (31/200). Di Puskesmas jumlah penderita positif (SPR) dari daerah perlakukan lebih rendah dari pada daerah pembanding (56,6% versus 58,8%), akan tetapi perbedaannya tidak bermakna (p<0,05). Angka MOMI di daerah perlakuan lebih rendah dari pada daerah pembanding yaitu 14,98 permil (53/3538) versus 29,8 permil (31/1039) (p<0,05). Kumulatif cakupan penemuan penderita oleh kader sebesar 76,8% (222/289) dan pengobatan diberikan pada 28,8% (40/139) penderita. Dari hasil penelitian tahun pertama ini dapat disimpulkan bahwa ada penurunan angka malaria (SPR) di daerah perlakuan di masyarakat maupun di Puskesmas. Angka MOMI di daerah perlakuan lebih rendah dari pada daerah pembanding. Cakupan penemuan tersangka penderita malaria oleh P3M mencapai 76,8% dan pengobatan diberikan pada 28,8% penderita. KLB tidak terjadi pada awal tahun ini. Masih ada beberapa kendala yang dihadapi kader dalam melaksanakan tugasnya. Maka perlu dilakukan penyuluhan ulang untuk meningkatkan PSP masyarakat, meningkatkan kemampuan P3M, dan kesiapan petugas kesehatan setempat. Pemantauan dilakukan setiap 3 bulan dan penilaian 6 bulan sekali pada penelitian tahap II.
Item Type: | Monograph (Project Report) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Malaria; Abstrak Penelitian Kesehatan |
Subjects: | W Medicine and related subjects (NLM Classification) > WC Communicable Diseases > WC 680-950 Tropical and Parasitic Diseases |
Divisions: | Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan Penyakit |
Depositing User: | Administrator Eprints |
Date Deposited: | 02 Oct 2017 05:30 |
Last Modified: | 09 Nov 2017 07:42 |
URI: | https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/1896 |
Actions (login required)
View Item |