REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

Pengembangan Model Intervensi Imunisasi Anak Putus Sekolah (Tahun I/Tahun 2001)

Lestari, C.S. Whinie (2001) Pengembangan Model Intervensi Imunisasi Anak Putus Sekolah (Tahun I/Tahun 2001). Project Report. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan Penyakit, Jakarta.

Full text not available from this repository.

Abstract

Telah dilakukan penelitian tahap I yang bertujuan untuk mendapatkan model menjaring anak putus sekolah/tidak pernah sekolah setara SD/MI (Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiah) untuk mendapatkan imunisasi DT (Difteri Tetanus) dan TT-BIAS (Tetanus Toxoid-Bulan Imunisasi Anak Sekolah ). Diharapkan hal tersebut dapat meningkatkan cakupan imunisasi anak-anak di luar sekolah. Hasil penelitian tahap I yang dilaksanakan pada tahun 2001 menunjukan bahwa anak putus sekolah yang berhasil didata di Kotamadya Jakarta Utara tidak diberikan imunisasi DT/TT melalui BIAS.LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) yang dilibatkan dalam melaksanakan BIAS DT dan TT bagi anak putus sekolah hanya satu yaitu Rumah Singgah Setia Kawan II di Kelapa Gading Timur. Namun jumlah anak putus sekolah yang mendapat imunisasi masih terbatas. Pendataan lain untuk menjaring anak putus sekolah dilakukan oleh BKKBN melalui salah satu programnya yaitu membina keluarga prasejahtera. Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) yang ada di setiap wilayah kerja puskesmas bekerja sama dengan kader posyandu melakukan pendataan anak-anak putus sekolah umur 7-15 tahun setahun sekali. Hasil penelitian menunjukan persentase rata-rata anak putus sekolah di Kotamadya Jakarta Utara adalah 4,4%, jumlah terbanyak berada di Kecamatan Cilincing (11,1%). Status imunisasi Tetanus Toxoid 0 (TT 0) sebesar (34%) dan TT 5 sebesar (2%) dari jumlah sampel 109 anak putus sekolah. Persentase kekebalan protektif (titer antibodi lebih besar atau sama dengan 0.1 IU/ml) terhadap tetanus sebesar 68% dengan titer antibodi rata-rata (GMT) 0.0419 IU/ml. Jumlah suntikan imunisasi difteri 1 kali sebesar 35% dan 4 kali sebesar 7% dari jumlah sampel 109 anak putus sekolah. Persentase titer seropositif (titer antibodi lebih besar atau sama dengan 0.01 IU/ml) terhadap difteri sebesar 75%, dengan titer antibodi rata-rata (GMT) sebesar 0.0248 IU/ml. Persentase kekebalan protektif penuh (fully protective) terhadap difteri pada anak putus sekolah dengan titer antibodi lebih besar atau sama dengan 0.1 IU/ml adalah 32%. Penetapan status gizi berdasarkan standar berat badan dibandingan umur (WAZ) menunjukan hasil 70% anak dengan gizi baik dan 7% anak dengan gizi buruk. Persentase kekebalan protektif terhadap difteri pada anak dengan gizi baik lebih tinggi dari anak dengan gizi kurang (77% dan 72%). Persentase kekebalan protektif terhadap tetanus pada anak dengan gizi kurang lebih tinggi dari pada anak dengan gizi baik (72% dan 66%). Implikasi bagi program : Dari hasil penelitian ini, dapat disarankan bahwa pada anak putus sekolah setara SD masih memerlukan imunisasi difteri dan tetanus untuk mendapatkan perlindungan protektif terhadap penyakit tetanus dan difteri. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mendapatkan model menjaring anak putus sekolah yang sesuai sehingga dapat meningkatkan cakupan imunisasi DT dan TT.

Item Type: Monograph (Project Report)
Uncontrolled Keywords: Imunisasi; DT (Difteri Tetanus); TT-BIAS (Tetanus Toxoid-Bulan Imunisasi Anak Sekolah); anak pustus sekolah
Subjects: QS-QZ Preclinical sciences (NLM Classification) > QW Microbiology. Immunology > QW 501-949 Immunology
Divisions: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan Penyakit
Depositing User: Administrator Eprints
Date Deposited: 02 Oct 2017 05:29
Last Modified: 27 Aug 2018 04:17
URI: https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/1556

Actions (login required)

View Item View Item