REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
Pengembangan Bioteknologi/DNA Rekombinan untuk Mendeteksi Larva Infektif B. malayi dan Sporozoit P. falciparum pada Vektor (Nyamuk)
Harun, Syahrial (1987) Pengembangan Bioteknologi/DNA Rekombinan untuk Mendeteksi Larva Infektif B. malayi dan Sporozoit P. falciparum pada Vektor (Nyamuk). Project Report. Pusat Penelititan dan Pengembangan Pemberantasan Penyakit.
Full text not available from this repository.Abstract
Dengan teknologi DNA rekombinan telah dihasilkan klon DNA yang "spesies spesifik" dan dapat digunakan sebagai DNA probe untuk mendeteksi parasit pada host dan vektornya. Klon DNA pBm15 yang spesifik terhadap B.malayi telah dipergunakan untuk menentukan adanya larva infektif pada nyamuk. DNA probe ini tidak berreaksi dengan B.pahangi, W.bancrofti dan Dirofilaria sp. serta mempunyai tingkat sensitivitas yang tinggi, dapat mendeteksi 500 pg ekstrak DNA dan 1-2 larva infektif B.malayi. Deteksi larva infektif B.malayi dengan DNA probe pada nyamuk yang diinfeksi buatan tidak memberikan hasil yang berbeda dengan pemeriksaan mikroskopik-morfologik (p.0.0005). Dari pemeriksaan mikroskopik morfologik pada nyamuk yang menggigit penderita B.malayi dan kucing yang mengandung V.pahangi dari Riau, didapat 25 nyamuk yang mengandung larva infektif. Dengan cara ini tidak dapat dibedakan antara larva infektif B.malayi dan B.pahangi. Dengan DNS probe didapat 19 nyamuk yang mengandung larva infektif B.Malayi dan 6 nyamuk yang tidak mengandung larva infektif B.malayi. Klon DNA pPF14 yang spesifik terhadap malaria P.falciparum terlah dipergunakan untuk mendeteksi sporozoit pada nyamuk dan parasit pada darah penderita. DNA probe ini tidak berreaksi dengan P. vivax dan tingkat sensitifitasnya dapat mendeteksi 50 parasit/UI darah atau sebanding dengan 0,001% parasitemia. Sebanyak 92 sampel darah yang berasal dari Lampung didapat 19 sampel positif P. falciparum baik dengan DNA probe maupun secara mikroskopik. Pemeriksaan terhadap 1646 nyamuk An.sundaicus didapat satu positif p.falciparum dengan DNA probe. Hasil penelitian menunjukkan bahwa klon DNA pBm15 yang mempunyai sensitifitas tinggi, dapat mendeteksi satu larva infektif B. Malayi dan dapat digunakan untuk membedakan larva infektif B.malayi dengan B.pahangi. Klon DNA pPF14 spesifik terhadap P.falciparum tapi kurang sensitif dibandingkan secara mikroskopik.
Item Type: | Monograph (Project Report) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | DNA, RECOMBINANT; PLASMODIUM FALCIPARUM; DNA rekombinan; DNA probe; deteksi sporozoit; Abstrak Penelitian Kesehatan |
Subjects: | QS-QZ Preclinical sciences (NLM Classification) > QU Biochemistry. Cell Biology and Genetics > QU 55-70 Proteins. Amino Acids. Peptides |
Divisions: | Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan Penyakit |
Depositing User: | Administrator Eprints |
Date Deposited: | 02 Oct 2017 05:26 |
Last Modified: | 14 Nov 2017 03:52 |
URI: | https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/111 |
Actions (login required)
View Item |