REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

Peran Manalia Kecil dalam Penularan beberapa Zoonosis di Pedesaan di Daerah Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah

Ibrahim, Ima Nurisa (2001) Peran Manalia Kecil dalam Penularan beberapa Zoonosis di Pedesaan di Daerah Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah. Warta Litbang Kesehatan.

Full text not available from this repository.

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari epidemiologi zoonosis bersumber mamalia yang potensial tertular di dusun Sigedang serta mengetahui situasi dan kondisi ekologis yang akan berguna untuk mengantisipasi Kejadian Luar Biasa (KLB) dan mewabahnya suatu penyakit. Penelitian peranan mamalia kecil dalam penularan beberapa zoonosis dilakukan pada bulan Agustus 1999 sampai Januari 2000 di dusun Sigedang yang merupakan satu dari dua dusun di desa Sigepang, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo Propinsi Jawa Tengah. Desa Sigepang merupakan daerah pegunungan Dusun dikelilingi oleh perbukitan dengan hamparan kebun teh milik NV Tambi. Dusun telah mempunyai fasilitas pendidikan (TK dan SD) dan tempat ibadah (mesjid dan Musholah), alat transportasi umum yang digunakan berupa kendaraan roda empat dan roda dua (ojek). Sebanyak 98 rumah di Dusun telah diamati dan 626 orang responden penghuni rumah diwawancarai menggunakan kuesioner terstruktur serta didapati 46 contoh serum darah vena dusun. Hasil wawancara memperlihatkan sebagian besar penduduk berpendidikan sangat rendah (95% SD). Pengetahuan penduduk akan penyakit bersumber mamalia kecil kurang sekali, hanya 7% dari responden yang mengetahui adanya penyakit bersumber hewan. Sebagian besar rumah (87%) memiliki tanda-tanda kehidupan tikus di dalam rumah dan 45% di luar rumah. Hewan ternak dimiliki 70 % penduduk yang terdiri dari kambing (48%) dan ayam (28%). Kandang ternak umumnya menempel pada rumah (46 %) atau di dalam rumah (4%). Hanya 33% penduduk dusun yang mempunyai hewan peliharaan yang terdiri dari kucing (22,44%) dan burung (10.0%). Sebanyak 235 ekor mamalia kecil liar yang terdiri dari tiga spesies tikus yaitu Rattus exulans, Rattus rattus diardii, Rattus tiomanicus dan satu species cecurut yaitu Suncus murinus berhasil ditangkap di dalam dan di luar rumah. Species tikus dan curut ini dikenal sebagai reservoir penyakit pes, demam berdarah korea, murine typus, scrub typhus dan spotted fever group Rickettsiae . Angka graviditas tikus betina cukup tinggi berkisar antara 50% sampai 78% dengan jumlah embrio rata-rata 6,9 ekor pada musim kemarau dan 4,5 ekor pada musim penghujan. Pinjal yang dikenal sebagai vektor penyakit pes dan murine typhus ditemukan menginfeksi 16,2 % hewan dengan Indek Pinjal 2,1. Tungau menginfeksi 6,2% hewan, sedang chigger (gurem) yang dikenal sebagai vektor penyakit scrub typhus ditemukan menginfeksi 0,4% hewan. Hasil pemeriksaan serologis contoh serum darah penduduk memperlihatkan 6,5% positif terhadap infeksi Rickettsia conorii (spotted fever group rickettsia) dan 2,2% positif terhadap infeksi Rickettsia typhi (murine typhus)

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: mamalia; epidemiologi; wabah; Warta Litbang Kesehatan; EKO-BPPK
Subjects: W Medicine and related subjects (NLM Classification) > WC Communicable Diseases > WC 1-100 Reference Works. General Works
Divisions: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Depositing User: Administrator Eprints
Date Deposited: 02 Oct 2017 05:29
Last Modified: 24 Nov 2017 09:40
URI: https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/973

Actions (login required)

View Item View Item