REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
Kenakalan Remaja di Propinsi Jawa Barat dan Bali
Santoso, Siti Sapardiyah (2000) Kenakalan Remaja di Propinsi Jawa Barat dan Bali. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 10 (4). ISSN 0853-9987
Full text not available from this repository.Abstract
Telah dilakukan penelitian di propinsi Jawa Barat dan Bali, tentang kenakalan remaja yang meliputi sifat dan perilaku remaja dalam mengendarai kendaraan bermotor dengan kecepatan tinggi (ngebut), keterlibatan perkelahian antar pelajar, termasuk keinginan untuk tidak mengikuti pelajaran di sekolah (membolos), meninggalkan rumah tanpa seizin orang tua, dan melakukan coret-coret di dinding, tindakan kriminal termasuk pemerasan, pencurian serta perusakan gedung. Responden adalah remaja berumur 13-19 tahun yang masih sekolah atau sudah putus sekolah, belum menikah dan berada di wilayah puskesmas terpilih. Jumlah responden 1.110 remaja di Jawa Barat (Bandung dan Cianjur) dan 877 remaja di propinsi Bali (Denpasar dan Gianyar). Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan kuesioner, sedangkan data kualitatif dikumpulkan melalui diskusi kelompok terarah (DKT). Sebagai hasil penelitian dapat dikemukakan disini bahwa remaja yang pernah mengendarai kendaraan bermotor dengan kecepatan tinggi di Jawa Barat-urban 22,4%, sementara di rural 10,6%. Sebaliknya bi Bali di urban hanya 18,4%, sedangkan di rural 22,4%. Pengalaman pernah absen tidak mengikuti pelajaran di sekolah tanpa izin guru (nenbolos) di Jawa Barat-urban 51,9%, rural 33,7% sebaliknya di Bali-urban 30,1%, rural 37,1% dan meninggalkan rumah tanpa izin orang tua, secara berturut-turut dapat dikemukakan sebagai berikut : di Jawa Barat-urban 54,4%, rural 42,3% sementara di Bali-urban 58,4%, rural 52,7%. Kenakalan remaja berupa coret-coret dinding baik di propinsi Jawa Barat maupun Bali cukup tinggi juga. Di propinsi Jawa Barat hampir seimbang yaitu untuk urban 26,3%, sedangkan di rural 23,6%. Sebaliknya di Bali-urban 31,7% lebih tinggi daripada di rural 19,6%. Bentuk kenakalan remaja yang lain kearah kriminalitas, meliputi pemerasan dan pencurian hanya sekitar 2,2%. Nampaknya di rural agak meningkat yaitu 5,0%. Sementara di propinsi Bali-urban sekitar 7,2%; keadaan ini hampir sama dengan di rural yaitu 5,8%. Pencurian yang dilakukan oleh remaja juga dapat dikemukakan di sini, 6,3% remaja di Jawa Barat-urban pernah melakukannya, sedangkan di rural sedikit meningkat 8,2%. Lain halnya di Bali, di urban 8,9% lebih rendah daripada di rural 17,7%. Beberapa gedung menjadi sasaran para remaja untuk melampiaskan kenakalannya, nampak bahwa di Jawa Barat-urban 12,5% remaja melakukan perusakan gedung, di rural Jawa Barat 5,7%, sedangkan di Bali-urban 36,9% menyusul di rural 2,2%. Dari data tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa umur rata-rata remaja yang mulai melakukan kenakalan tersebut antara 15--19 tahun. Sedangkan remaja yang mulai melakukan coretan di dinding pada umur klurang dari lima belas tahun. Beberapa faktor yang melatar belakangi kenakalan remaja antara lain adalah disharmoni keluarga, gangguan fungsi sekolah, sakit hati, pelampiasan kekesalan, solidaritas kawan dan ketidakpuasan remaja.
Item Type: | Article |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | kenakalan remaja; kendaraan bermotor; kriminalitas; Media Litbang Kesehatan; EKO-BPPK |
Subjects: | W Medicine and related subjects (NLM Classification) > WS Pediatrics > WS 462-463 Adolescent Psychology. Adolescent Psychiatry |
Divisions: | Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan |
Depositing User: | Administrator Eprints |
Date Deposited: | 02 Oct 2017 05:29 |
Last Modified: | 20 Nov 2017 06:00 |
URI: | https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/968 |
Actions (login required)
View Item |