REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

Revitalisasi Posyandu Melalui Gerakan Beuleun Boh Hate (Bulan Buah Hati) Di Kabupaten Aceh Barat

Ambarita, Lasbudi P. and Husna and Afifah (2012) Revitalisasi Posyandu Melalui Gerakan Beuleun Boh Hate (Bulan Buah Hati) Di Kabupaten Aceh Barat. Project Report. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Full text not available from this repository.

Abstract

Latar Belakang. Hasil Riskesdas 2007 dalam bentuk IPKM memperlihatkan Kabupaten Aceh Barat berada pada urutan 404 dari 440 Kabupaten/Kota dan dikategorikan sebagai DBK. Gerakan Beuleun Boh Hate (GBBH) merupakan upaya kolektif untuk keluar dari status DBK yang memberikan fokus pada kegiatan penimbangan balita di posyandu. Angka cakupan penimbangan balita di Kabupaten Aceh Barat tahun 2010 dan 2011 cukup rendah yaitu berturut-turut sebesar 46,29% dan 45,94% dari total balita. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai model revitalisasi posyandu melalui GBBH. Hipotesis. Dialog dan pendampingan berhubungan dengan terjadinya perubahan individu, perubahan tim dan terjadinya tindakan kolektif yang berdampak terjadinya peningkatan cakupan penimbangan balita. Desain Penelitian. Penelitian ini adalah riset operasional kualitatif dengan desain observasi partisipatif. Data dikumpulkan melalui kegiatan indepth interview dan focus group discussion terhadap responden yang dipilih secara purposive. Pengumpulan data juga dilakukan menggunakan kuesioner (kuesioner A, B, C, D dan E). Responden dalam penelitian ini terdiri dari tenaga kesehatan, non-tenaga kesehatan serta masyarakat (kader posyandu dan ibu-ibu balita). Hasil. Hasil kegiatan Beuleun Boh Hate menunjukkan adanya peningkatan yang cukup signifikan terhadap angka kunjungan ke posyandu (D/S) bila dibandingkan data profil kesehatan tahun 2011. Sosialisasi yang gencar lewat berbagai media, pendekatan langsung ke lintas sektor dan pemerintahan desa memberikan dampak yang positif dengan makin tingginya balita yang mendapat pelayanan posyandu. Namun pada bulan-bulan berikutnya terjadi penurunan angka kunjungan masyarakat ke posyandu. Akan ada banyak alasan atau penjelasan terhadap kondisi ini dan pertanyaan besarnya adalah apakah GBBH sudah memberikan dampak perubahan perilaku masyarakat dalam memanfaatkan posyandu. Status DBK Kabupaten Aceh Barat telah menimbulkan kesadaran dan pengakuan terhadap masih rendahnya pembangunan kesehatan di wilayah ini, dan kondisi ini memicu terjadinya perubahan pada individu, kerja sama tim maupun institusi yang terlihat pada GBBH. Namun GBBH belum sepenuhnya memperlihatkan perubahan di masyarakat terutama perilaku pemanfaatan posyandu. Pelayanan posyandu sudah mulai ada perubahan meskipun belum seperti yang diharapkan. Terhadap berbagai upaya yang telah dilakukan untuk keluar dari status DBK, diprediksi ada peningkatan nilai IPKM dari hasil Riskesdas tahun 2013, namun seberapa besar peningkatan nilai IPKM akan sangat bergantung kepada proses yang terjadi. Kesimpulan. GBBH merupakan upaya perubahan bersama terhadap pelaksanaan kegiatan pelayanan posyandu untuk meningkatkan status kesehatan ibu hamil dan balita. Proses perubahan (terutama perilaku) memerlukan waktu yang relatif sama, untuk itu komitmen yang sudah ditetapkan sejak awal dalam mendukung GBBH harus terus dijaga di tahun-tahun mendatang. Pemerintah propinsi dan pusat perlu terus memberikan pendampingan terhadap pelaksanaan gerakan ini agar daerah tidak "kehilangan gairah" untuk keluar dari status DBK.

Item Type: Monograph (Project Report)
Uncontrolled Keywords: Revitalisasi Posyandu, Beuleun Boh Hate
Subjects: W Medicine and related subjects (NLM Classification) > WA Public Health > WA 525-590 Health Administration and Organization
Divisions: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Depositing User: Administrator Eprints
Date Deposited: 02 Oct 2017 05:29
Last Modified: 03 Nov 2017 07:41
URI: https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/919

Actions (login required)

View Item View Item