REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

Teknologi Pengobatan Komplementer Alternatif Untuk Penyakit Diabetes Mellitus

Tjipto, Bambang Wasito (2010) Teknologi Pengobatan Komplementer Alternatif Untuk Penyakit Diabetes Mellitus. Project Report. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem dan Kebijakan Kesehatan.

Full text not available from this repository.

Abstract

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen random sampling dengan kontrol menggunakan disain pre-post test, lokasi penelitian di Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Akupuntur (LP3A) yang dilakukan selama 8 bulan. Teknik pengumpulan data dengan kuesioner dan data primer pemeriksaan laboratorium. Intervensi yang dilakukan berupa terapi akupuntur dan pemberian obat antidiabetik konvensional metformin sedangkan sebagai kontrol digunakan sham akupuntur (penusukan jarum akupuntur bukan pada titik akupuntur) dan pemberian obat antidiabetik konvensional metformin. Populasi dalam penelitian ini adalah pria dan atau wanita yang berusia antara >40 tahun, sedangkan sampel penelitian yaitu pria atau wanita berusia > 40 tahun penderita Diabetes Mellitus (DM) dengan kadar gula darah puasa antara 140-180 mg/dL dan tidak menderita hipertensi. Sampel diambil dari penderita DM di LP3A dan penderita DM di LP3 Andrologi dan bekerjasama dengan praktik dokter swasta (dokter LP3A dan dokter LP3 Andrologi yang mempunyai pasien DM dan mau ikut program pengobatan DM dengan cara akupuntur). Sampel dipilih secara purposive sebanyak 40 penderita DM yang terbagi dalam 2 kelompok masing-masing 20 orang. Kelompok perlakuan mendapat intervensi dengan terapi metformin dan akupuntur sebanyak 10 sesi masing-masing titik diberi aliran listrik dengan alat elektroakupuntur dengan frekuensi 2 Hz selama 20 menit menggunakan jarum perak 1 inch. Kelompok kontrol mendapat intervensi sham akupuntur dan terapi konvensional metformin. Sesuai dengan perhitungan rumus penentuan besar sampel untuk proporsi penderita DM pada populasi sebanyak 11% dan P1=30% dengan a=10% dan b=80% ditambah drop out 10% maka didapat 223 sampel. Karena penelitian intervensi ini memerlukan dana yang cukup besar untuk biaya pemeriksaan laboratorium dimana pada 1 (satu) sampel untuk akupuntur diperiksa OGTT sebanyak 3 kali (pre dan setelah 5 seri terapi akupuntur dan setelah 10 seri terapi akupuntur) serta pemeriksaan hormon insulin sebanyak 2 kali (pre dan setelah terapi akupuntur 10 seri), disamping itu sampel diberi obat konvensional metformin dan diterapi akupuntur atau kontrol (obat metformin dan sham akupuntur) secara gratis serta pengganti uang transport setiap kali datang (10 kali), maka dalam penelitian jumlah sampel yang dapat diambil sebanyak 40 orang penderita DM. Setelah memenuhi kriteria menderita Diabetus Mellitus dan tidak menderita darah tinggi maka responden menandatangani informed consent, selanjutnya pemeriksaan hormon insulin. Pemeriksaan laboratorium, dengan mengambil darah vena sebresponden diambil darah vena sebanyak 5 ml yang terbagi 3 ml untuk pemeriksaan gula darah OGTT (Oral Glucose Tolerance Test) serta 2 ml untuk pemeriksaan hormon insulin. Pemeriksaan kadar gula darah OGTT sebanyak 3 kali yaitu: sebelum terapi, setelah terapi 5 seri dan setelah terapi 10 seri untuk mengkonfirmasi manfaat terapi akupuntur maka dilakukan pemeriksaan hormon insulin sebelum dan setelah 10 kali terapi akupuntur. Intervensi sampel yaitu dengan pemberian 2 kali sehari masing-masing metformin 500 mg yang diminum 15 menit setelah makan pagi, 2 jam kemudian mendapat terapi akupuntur pada titik Stomach-36. titik Spleen-3 dan titik Spleen-6 sebanyak 10 seri, sedangkan sore hari hanya mendapat pengobatan konvensional metformin. Untuk menentukan bahwa sampel tersebut dinyatakan drop out yaitu kriteria sebagai berikut 1) Tidak menyelesaikan pengobatan sesuai prosedur penelitian antara lain tidak menyelesaikan terapi akupuntur sebanyak 10 seri; 2) Kadar glukosa darah tidak naik lebih dari 100 mg/dl dalam 5 seri terapi akupuntur, glukosa darah 2 jam setelah puasa diatas 500 mg/dl; 3) Terjadi efek samping berat atau gejala subjektif yang tidak dapat ditoleransi oleh pasien DM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi akupuntur maupun sham akupuntur dapat menurunkan baik kadar glukosa darah puasa maupun glukosa darah setelah OGTT. Walaupun demikian, tidak tampak perbedaan pada penurunan kadar glukosa antara perlakuan terapi akupuntur dan sham akupuntur. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terapi akupuntur maupun sham akupuntur tidak berpengaruh terhadap kadar insulin puasa. Kemungkinan penurunan glukosa darah terjadi karena kontraksi otot yang timbul secara ritmis dan terjadwal tiap hari selama 10 hari sehingga meningkatkan uptake glukosa oleh otot. Dengan melakukan terapi akupuntur atau sham dengan rangsangan listrik menggunakan alat elektroakupuntur dengan frekuensi 2 Hz selama 20 menit dengan intensitas yang cukup menimbulkan kontraksi otot pada daerah tungkai bawah. Gerakan otot timbul selama rangsangan listrik diberikan. Akupuntur dengan rangsangan listrik frekuensi 2 Hz selama 20 menit dapat menggantikan latihan fisik dalam meningkatkan uptake glukosa oleh otot.

Item Type: Monograph (Project Report)
Uncontrolled Keywords: Diabetes Mellitus; Komplementer Alternatif; AKupuntur
Subjects: W Medicine and related subjects (NLM Classification) > WK Endocrine System > WK 800-885 Islets of Langerhans
Divisions: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem dan Kebijakan Kesehatan
Depositing User: Administrator Eprints
Date Deposited: 02 Oct 2017 05:29
Last Modified: 03 Nov 2017 07:34
URI: https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/781

Actions (login required)

View Item View Item