Penyakit tidak menular (PTM) menjadi tantangan serius bagi kesehatan masyarakat Indonesia. Prevalensi hipertensi pada usia ≥18 tahun menurun dari 34,1% (2018) menjadi 30,8% (2023), namun prevalensi DM pada usia ≥15 tahun meningkat dari 10,9% menjadi 11,7%, dengan 50,2% di antaranya adalah DM Tipe 2. Hipertensi dan diabetes juga berkontribusi besar terhadap disabilitas (melihat, mendengar, berjalan) serta menyebabkan peningkatan anggaran untuk biaya perawatan. Peningkatan perilaku konsumsi makanan dan minuman berisiko bagi Kesehatan terjadi secara signifikan. Edukasi PTM yang difokuskan pada orang dewasa terbukti belum efektif menurunkan prevalensi DM, terutama pada usia muda. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) sebagai pilar utama kesehatan di sekolah masih belum berjalan dan berfungsi secara maksimal Kebijakan pembentukan pemahaman dan perilaku sehat yang lebih efektif perlu diterapkan untuk mencegah dan menurunkan angka PTM secara signifikan. Pembentukan perilaku ini membutuhkan waktu dan idealnya ditanamkan sejak usia dini. Kebijakan pencegahan PTM perlu dilakukan pada anak sejak usia sekolah. Kebijakan mengintegrasikan literasi kesehatan tentang PTM ke dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah adalah sangat penting. Pendekatan ini akan memastikan anak-anak mendapatkan pengetahuan dan keterampilan kesehatan, sehingga akan terbentuk kebiasaan untuk menerapkan gaya hidup sehat sejak dini. Selain itu, revitalisasi UKS dan monitoring jajanan di kantin sekolah untuk membatasi akses anak-anak dari makanan dan minuman tinggi gula serta natrium.