Sri Utami, Basundari and Supriyanto, Sri and Sururi, M. and Ekowatiningsih, Riyanti (2002) EFEKTIVITAS DIAGNOSIS MIKROSKOPIS MALARIA DI TIGA PUSKESMAS DI KABUPATEN PURWOREJO, JAWA TENGAH. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 12 (2). pp. 1-9. ISSN 0853-9987
160123-efektivitas-diagnosis-mikroskopis-malari-717f8273.pdf - Published Version
Download (604kB) | Preview
Abstract
Prinsip pengobatan yang dipakai sebagai acuan unit-unit kesehatan masyarakat adalah: penyembuhan
penderita malaria secara cepat, mengurangi/memb asmi parasitemia, mencegah komplikasi dan kematian,
mengobati rekrudensilrelaps. mencegah kekambuhan kembali, mengurangi penularan. Pengob atan malaria
yang dilakukan di P Jawa dan P'Bali atas dasar hasil diagnosis mikroskopis, yaitu ditemukannya
Plasmodium di dalam darah penderita (standar diagnosis laboratoriitm). Sesudah pengobatan, sediaan
darah penderita diperiksa secara berkala. Kebijakan ini memerlukan konfirmasi hasil pemeriksaan
mikroskopis yang akurat. Tujuan dari penelitian ini adalah menilai efektifitas mikroskopis sebagai
perangkat diagnosis malaria di puskesmas.
Penelitian ini
dilakukan di 3 Puskesmas di wilayah Kabupaten Purworejo, Propinsi Jawa Tengah; yaitu:
Puskesmas Begelen II, Puskesmas Bener dan Puskesmas Kemiri I. Desain penelitian adalah kros seksional
(cross sectional study) dengan sampel penelitian sebanyak 186 subyek penelitian. Pengukuran dilakukan
dengan menghitung reliabilitas antar dan inter petugas mikroskopis (observer), validitas hasil boca,
penghitungan biaya dan pengukuran waktu diagnosis, sebagai baku emas (metode standar) adalah
mikroskopis Pusat (Sub Dit Malaria, P2MPL. DepKes).
Reliabilitas dan validitas diagnosis mikroskopis untuk malaria vivax di Puskesmas Bener dan Kemiri I
menunjukkan hasil kurang baik. sensitivitas dan spesivisitas sebesar 53. 7% (CJ= 95%; 0,5414 - 0.5325)
don 98,4% (C/=95%; 0,9851 - 0,9828) dan 52, 7% (CJ= 95%; 0,5314 - 0,5225) dan 98,4% (Cl=95%,
0,9851 - 0,9828). Untuk diagnosis malaria falsiparum Puskesmas Kemiri I menunjukkan hasil yang kurang
b aik, sensitifitas don spesivisitas sebesar 7 I, 7% (CJ= 95%; 0, 7209-0.713) dan 95% (CJ=95%, 0,9519-
0,948) Biaya pemeriksaan per sampel untuk melakukan diagnosis malaria adalah Rp 863. I 90, 06. biaya
tersebut adalah ap abila pelatihan mikroskopis hanya 1 (satu) ka/i.
Item Type: | Article |
---|---|
Subjects: | W Medicine and related subjects (NLM Classification) > WC Communicable Diseases > WC 500-590 Virus Diseases |
Divisions: | Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan |
Depositing User: | Dini Novian |
Date Deposited: | 24 Jul 2025 01:23 |
Last Modified: | 24 Jul 2025 01:23 |
URI: | https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/5745 |