Search for collections on Repositori Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan

Penambahan Ciprofloksacin Intravena terhadap Ceftriakson sebagai Terapi Antibiotik Empiris pada Pasien Pneumonia Rawat Inap: Perbandingan Biaya dan Efektivitas

Machlaurin, Afifah and Satibi, Satibi and Munif Yasin, Nanang (2017) Penambahan Ciprofloksacin Intravena terhadap Ceftriakson sebagai Terapi Antibiotik Empiris pada Pasien Pneumonia Rawat Inap: Perbandingan Biaya dan Efektivitas. Buletin Penelitian Kesehatan, 45 (2). pp. 73-80. ISSN 0125-9695

[thumbnail of 68093-penambahan-ciprofloksacin-intravena-terh-d0ecbf2c 73-80.pdf]
Preview
Text
68093-penambahan-ciprofloksacin-intravena-terh-d0ecbf2c 73-80.pdf

Download (240kB) | Preview

Abstract

Salah satu tujuan penambahan terapi antibiotik dalam praktek klinis adalah untuk meningkatkan hasil
terapi. Namun hal tersebut dapat meningkatkan biaya perawatan. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui apakah penambahan terapi antibiotik ciprofloksacin akan meningkatkan efektifitas
meskipun menambah biaya dibandingkan dengan monoterapi ceftriakson pada pasien pneumonia rawat
inap. Penelitian ini mengambil data pasien pneumonia secara retrospektif dan membaginya menjadi dua
kelompok; pertama, kelompok monoterapi ceftriakson (CTX); kedua, kelompok kombinasi ciprofloksacin
dan ceftriakson (CTXCP). Sejumlah 171 pasien pneumonia yang memenuhi kriteria, 106 pasien masuk
kelompok CTX dan 65 pasien masuk dalam kelompok CTXCP. Kedua kelompok memiliki karakteristik
yang sama dari segi jenis kelamin, usia, jenis pembayaran, dan penyakit komorbiditas. Hasil analisis
menunjukkan total biaya perawatan pada kelompok CTXCP lebih tinggi dari pada kelompok CTX (Rp.
12.120.000 vs Rp. 9.020.000, p=0,000). Perbandingan efektifitas menunjukkan lama rawat inap (length
of stay,LOS) dan lama pemberian antibiotik saat rawat inap (length of stay antibiotic related,LOSAR)
kelompok CTX lebih pendek dibandingkan CTXCP (11,32 vs 13,15 hari, p=0,14 and 9,26 vs 12,09
hari, p=0,000). Selain itu, tingkat keberhasilan terapi dan kegagalan antibiotik pertama (first line clinical
failure avoided,CFA) juga lebih bagus pada kelompok CTX (81,13% vs 66,15%, p=0,027 dan 71,79%
vs 44,62%, p=0,000). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penambahan terapi ciprofloksacin sebagai terapi empiris pada pasien pneumonia rawat inap membutuhkan biaya yang lebih

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: pneumonia, ceftriaxone, ciprofloxacin, cost, effectiveness
Subjects: QS-QZ Preclinical sciences (NLM Classification) > QV Pharmacology
Divisions: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Depositing User: Rini Sekarsih
Date Deposited: 18 Mar 2025 04:38
Last Modified: 18 Mar 2025 04:50
URI: https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/5639

Actions (login required)

View Item
View Item