REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
Studi Kasus Hasil Pengobatan Tuberkulosis Paru (TB-paru) Tahun 1996-1999, di 10 Puskesmas di DKI Jakarta
Gitawati, Retno (2000) Studi Kasus Hasil Pengobatan Tuberkulosis Paru (TB-paru) Tahun 1996-1999, di 10 Puskesmas di DKI Jakarta. Project Report. Pusat Penelitian dan Pengembangan Farmasi dan Obat Tradisional.
Full text not available from this repository.Abstract
Program Pemberantasan TB-paru telah dilaksanakan sejak 1979, namun penerapannya masih belum dapat dinyatakan berhasil. Sejak 1995 program 'strategi baru' mulai diterapkan di puskesmas, menggunakan obat anti tuberkulosis (OAT) yang terbagi atas 3 paket obat, yakni OAT kategori I, II dan III. Studi kasus untuk menilai hasil pengobatan TB-paru telah dilakukan terhadap kasus-kasus baru TB-paru yang berobat di 10 puskesmas di DKI-Jakarta, pada tahun 1996 sampai 1999. Desain studi adalah prospektif, mengikuti pengobatan kasus baru TB-paru (6 bulan) dengan OAT kategori-I. Parameter untuk menilai keberhasilan pengobatan adalah: angka konversi BTA sputum, besarnya drop out, dan angka kesembuhan pada akhir terapi (BTA negatip). Analisis dilakukan secara deskriptif. Dari sejumlah 260 kasus baru TB-paru yang dinilai, sebanyak 60 kasus yang diikuti selama tahun 1998-1999 telah diintervensi oleh program DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse), sedangkan 200 kasus tahun 1996-1997 belum menerima intervensi DOTS dan dinilai apa adanya sesuai dengan program yang berlaku saat itu di puskesmas Hasil penelitian (1996-1999) terungkap bahwa angka konversi BTA adalah 67,7%, drop out 20,4% dan angka kesembuhan 75,4%. Temuan ini menunjukkan bahwa hasil pengobatan terhadap kasus-kasus tersebut masih belum maksimal sesuai dengan yang diharapkan oleh Program TB, yakni angka konversi >80%, drop out <5% dan kesembuhan 85-90%. Namun bila penilaian dipisahkan antara kasus tanpa DOTS (1996-1997) dengan kasus yang telah diintervensi DOTS (1998-1999), tampak hasil yang berbeda, yakni konversi , drop out dan kesembuhan pada kasus-kasus 1998-1999 berturut-turut adalah 95,0%, 8,3%, dan 85,0%, relatif lebih baik dan mendekati parameter keberhasilan pengobatan yang diharapkan program. Banyak faktor berperan terhadap keberhasilan pengobatan TB-paru, a.l. kepatuhan, masalah resistensi , status sosial-ekonomi penderita, peran petugas kesehatan di puskesmas.
Item Type: | Monograph (Project Report) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | TUBERCULOSIS, PULMONARY; TB-paru; OAT; konversi BTA; DOTS; Abstrak Penelitian Kesehatan |
Subjects: | W Medicine and related subjects (NLM Classification) > WF Respiratory System > WF 140-900 Diseases of the Respiratory System |
Divisions: | Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Pusat Penelitian dan Pengembangan Farmasi dan Obat Tradisional |
Depositing User: | Administrator Eprints |
Date Deposited: | 02 Oct 2017 05:26 |
Last Modified: | 16 Nov 2017 05:49 |
URI: | https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/56 |
Actions (login required)
View Item |