REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

Distribusi Spasial Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), Analisis Indeks Jarak dan Alternatif Pengendalian Vektor di Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur

Boewono, Damar Tri and Ristiyanto, Ristiyanto and Widiarti, Widiarti and Widyastuti, Umi (2012) Distribusi Spasial Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), Analisis Indeks Jarak dan Alternatif Pengendalian Vektor di Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 22 (3). pp. 131-137. ISSN 0853-9987

[thumbnail of 20789-distribusi-spasial-kasus-demam-berdarah-23701977.pdf] Text
20789-distribusi-spasial-kasus-demam-berdarah-23701977.pdf

Download (231kB)

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur dan dilaporkan endemis di enam wilayah kecamatan. Berbagai cara pengendalian telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota, tetapi kasus DBD masih ditemukan sepanjang tahun. Penelitian komprehensif telah dilakukan untuk menentukan distribusi spasial kasus DBD dengan pemetaan menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG), berkaitan dengan habitat positif jentik. Penelitian dilakukan dilima (5) wilayah kalurahan endemis yaitu: Desa Pelita Kecamatan Samarinda Utara, Desa Sambutan Kecamatan Samarinda Ilir, Desa Sidodadi Kecamatan Samarinda Ulu, Desa
Harapan Baru Kecamatan Samarinda Seberang dan Desa Karang Asam Ilir Kecamatan Sungai Kunjang. Tujuan penelitian adalah menentukan strategi pengendalian vektor spesifik berdasarkan
distribusi spasial/ pemetaan kasus DBD dengan sistem informasi geografi (SIG), Index jarak (distance index) kasus DBD, angka bebas jentik (ABJ) serta status kerentanan nyamuk vektor Ae. aegypti terhadap insektisida. Hasil survei jentik ditemukan bahwa rata-rata ABJ di daerah penelitian jauh lebih rendah daripada standar nasional 95,0%. Uji susceptibility vektor DBD Ae. aegypti telah resisten terhadap insektisida Malathion, Permethrin, Lambdasihalothrin dan Bendiocarb, sehingga diperlukan insektisida alternatif. Distribusi kasus DBD Kota Samarinda ditemukan mengelompok distance index rata-rata 75 meter sebagai indikasi penularan lebih disebabkan perilaku nyamuk vektor. Pemberdayaan masyarakat sangat diperlukan sebagai usaha memberikan motivasi kepada kelompok masyarakat potensial seperti PKK, Dasa Wisma, kader kesehatan dan posyandu, untuk berpartisipasi dalam program pengendalian vektor DBD.

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: DBD, Distribusi spasial, Jarak indeks kasus, Kota Samarinda
Subjects: W Medicine and related subjects (NLM Classification) > WC Communicable Diseases > WC 680-950 Tropical and Parasitic Diseases
Divisions: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Depositing User: K A
Date Deposited: 19 Apr 2024 01:37
Last Modified: 19 Apr 2024 01:37
URI: https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/5360

Actions (login required)

View Item View Item