REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

Pengaruh Ketinggian Habitat Kelapa (Cocos Nucifera) terhadap Pengembangbiakan Bacillus Thuringiensis H-14 dan Toksisitasnya Terhadap Jentik

Susanti, Lulus and P, Blondine Ch. (2013) Pengaruh Ketinggian Habitat Kelapa (Cocos Nucifera) terhadap Pengembangbiakan Bacillus Thuringiensis H-14 dan Toksisitasnya Terhadap Jentik. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 23 (1). pp. 23-30. ISSN 0853-9987

[thumbnail of 20801-pengaruh-ketinggian-habitat-kelapa-cocos-cb28488d (1).pdf] Text
20801-pengaruh-ketinggian-habitat-kelapa-cocos-cb28488d (1).pdf

Download (149kB)

Abstract

Penggunaan Bacillus thuringiensis H-14 sebagai biolarvasida sudah banyak diketahui di masyarakat. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) telah menguji penggunaan media buah kelapa sebagai media pengembangbiakan B.thuringiensis H-14. Pada penelitian ini dilakukan pengembangbiakkan B.thuringiensis H-14 galur lokal dengan menggunakan media air kelapa yang diambil dari berbagai wilayah dengan memperhatikan ketinggian wilayahnya. Lokasi pengambilan sampel air kelapa adalah daerah dengan ketinggian < 20 m dpl (pantai Parangtritis), 21 – 250 m dpl (Kabupaten Purworejo), 251 – 500 m dpl (Kabupaten Semarang) dan 501 – 750
m dpl (Kota Salatiga). Penelitian ini dilakukan dengan mengambil air buah kelapa hijau umur 4 – 6 bulan atau berat mencapai > 600 gram dari masing-masing wilayah penelitian. Kemudian air kelapa dari masing-masing wilayah penelitian diambil secara random untuk dilakukan pengujian kandungan nutrisinya, sedangkan sisanya di sterilisasi untuk dijadikan media pengembangbiakan B.thuringiensis H-14. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan hasil pengembangbiakan di media air kelapa yang didapatkan dari lokasi dengan ketinggian habitat yang berbeda-beda, serta efek toksisitasnya terhadap jentik Anopheles aconitus. Hasil uji analisa air kelapa dari pantai Parangtritis adalah kadar karbohidrat 1,82%, dengan lemak 0,02%, protein 0,04% dan gula reduksi sebesar 1,67%. Air kelapa dari kabupaten Purworejo kandungan karbohidrat 1,92%, lemak 0,01%. protein 0,06% dan gula reduksi 1,87%. Air kelapa dari Kabupaten Semarang kandungan karbohidrat 1,68%, lemak 0,01%, protein 0,12% dan gula reduksi 1,52%. Sedangkan kandungan karbohidrat dari air kelapa kota Salatiga adalah 3,12% merupakan kandungan yang tertinggi dibandingkan dari daerah lain, kandungan lemak 0,01%, protein 0,11% dan gula reduksi 2,97%, merupakan kandungan tertinggi dibandingkan dengan hasil dari daerah lain. Hasil pertumbuhan sel dan spora B.thuringiensis H-14 dari media air kelapa pantai Parangtritis pada pH 7,5 adalah 85,7 x10 sedangkan dari kabupaten Purworejo jumlah sel dan spora yang dihasilkan adalah sebesar 2,3 x 10 dan 11,1 x 10. Media air kelapa dari kabupaten Semarang jumlah sel dan spora sebesar 24,9 x 10 dan 2,5 x 10, dan air kelapa yang berasal dari kota Salatiga 62,7 x 10 dan 23,9 x 10. Kesimpulan dari penelitian ini adalah B.thuringiensis yang dikembangbiakkan dalam media dari kabupaten Semarang memiliki Lc50 0,003 % dan Lc95 0,021%,yang merupakan Lc terkecil dibandingkan dengan B.thuringiensis yang dikembangbiakkan dalam media air kelapa dari daerah lain.

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: B.thuringiensis H-14, Air kelapa, toksisitas
Subjects: QS-QZ Preclinical sciences (NLM Classification) > QV Pharmacology > QV 701-835 Pharmacy and Pharmaceutics
Divisions: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Depositing User: K A
Date Deposited: 16 Apr 2024 06:26
Last Modified: 16 Apr 2024 06:26
URI: https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/5348

Actions (login required)

View Item View Item