REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

Distribusi Kasus Demam Berdarah Dengue dan Habitat Perkembangbiakan Nyamuk Aedes aegypti serta Indeks Pupa pada Daerah Endemis dan Non Endemis di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur DISTRIBUTION OF DENGUE HEMORRHAGIC FEVER CASES AND BREEDING PLACES OF Aedes aegypti AND PUPAE INDEX IN ENDEMIC AND NON ENDEMIC AREA OF EASTSUMBA DISTRICT, EAST NUSA TENGGARA PROVINCE

Wadu Wila, Ruben and Baskoro Tunggul Satoto, Tri and Mujiyanto (2020) Distribusi Kasus Demam Berdarah Dengue dan Habitat Perkembangbiakan Nyamuk Aedes aegypti serta Indeks Pupa pada Daerah Endemis dan Non Endemis di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur DISTRIBUTION OF DENGUE HEMORRHAGIC FEVER CASES AND BREEDING PLACES OF Aedes aegypti AND PUPAE INDEX IN ENDEMIC AND NON ENDEMIC AREA OF EASTSUMBA DISTRICT, EAST NUSA TENGGARA PROVINCE. Buletin Penelitian Kesehatan, 48 (3). pp. 147-156.

[thumbnail of Buletin penelitian kesehatan artikel-1 (147-156).pdf] Text
Buletin penelitian kesehatan artikel-1 (147-156).pdf

Download (558kB)

Abstract

DBD di Indonesia telah menyebar di 34 provinsi dan 463 kabupaten/Kota. Incidence Rate (IR) DBD
pada tahun 2015 sebesar 89,37/100.000 penduduk dan menurun pada tahun 2016 menjadi 78,85/100.000
penduduk. Incidence Rate (IR) DBD di Kabupaten Sumba Timur tahun 2016 sebesar 28,84 dan 2017
meningkat menjadi 55,28/100.000 penduduk. Tujuan penelitian deskriptif ini adalah untuk menggambarkan
pola penyebaran kasus DBD dan habitat perkembangbiakan vektor DBD serta pupa indeks di daerah
endemis dan non endemis DBD, Kabupaten Sumba Timur, NTT. Hasil penelitian menunjukkan nilai Nearest
Neighbour Ratio daerah endemis sebesar 0,292003, dan pada daerah non endemis sebesar 0,718375. House
pupae index pada daerah endemis sebesar 53,3 % dan daerah non endemis 41,0%. Jumlah pupae/rumah
pada daerah endemis lebih besar yaitu 16,9 pupae/rumah dan daerah non endemis sebanyak 11,9 pupae
per rumah. Rata-rata pupae pada setiap container pada daerah endemis sebanyak 3,6 pupae/container dan
daerah sporadis sebesar 2,2 pupae/container. Nilai pupae/person pada daerah endemis sebesar 3,5 pupae/person dan daerah non endemis 2,2 pupae/person. Kesimpulan penelitian yaitu terdapat hubungan spasial antara kasus DBD dan habitat vektor DBD dengan pola penyebaran cluster. Jumlah pupa per rumah dan
pupa per orang masih di atas nilai ambang batas penularan DBD baik pada daerah endemis maupun non endemis.

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: DBD endemisitas, habitat, pupa indeks, Sumba Timur, DHF, endemicity, habitat, pupae index, East Sumba
Subjects: W Medicine and related subjects (NLM Classification) > WC Communicable Diseases > WC 500-590 Virus Diseases
Divisions: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Depositing User: Rini Sekarsih
Date Deposited: 19 Mar 2024 05:22
Last Modified: 19 Mar 2024 05:22
URI: https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/5125

Actions (login required)

View Item View Item