REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

Penentuan Nyamuk Anopheles spp sebagai Vektor Filariasis di Kabupaten Sumba Timur dan Sumba Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur

Adnyana, Ni Wayan Dewi and Laumalay, Hanani M. and Tallan, Mefi Mariana (2019) Penentuan Nyamuk Anopheles spp sebagai Vektor Filariasis di Kabupaten Sumba Timur dan Sumba Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 29 (2). pp. 177-188. ISSN 0853-9987

[thumbnail of Penentuan Nyamuk Anopheles spp sebagai Vektor Filariasis di Kabupaten Sumba Timur dan Sumba Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur.pdf] Text
Penentuan Nyamuk Anopheles spp sebagai Vektor Filariasis di Kabupaten Sumba Timur dan Sumba Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur.pdf

Download (610kB)

Abstract

Filariasis merupakan salah satu penyakit tular vektor yang pernah terabaikan dan hingga kini masih menjadi masalah di Indonesia. Dilaporkan dari dua kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur, yaitu di Kabupaten Sumba Timur terdapat 22 kasus kronis dan di Kabupaten Sumba Barat Daya, hasil survei darah jari pada tahun 2013 didapatkan mf rate sebesar 4,2%. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan spesies Anopheles apa yang berperan sebagai vektor serta mendapatkan informasi bionomik dari spesies vektor tersebut. Menggunakan metode Human landing collection, pembedahan toraks dan probosis nyamuk Selain itu juga dilakukan survei habitat perkembangbiakan larva serta pengukuran keadaan fisik lingkungan habitat perkembangbiakan larva Anopheles di wilayah penelitian. Hasil penelitian diperoleh nyamuk An. vagus positif mengandung larva stadium 3 filaria di Kabupaten Sumba Timur sedangkan di Sumba Barat Daya adalah An. sundaicus. Kepadatan mengigit per orang per malam (MBR) An. vagus sebesar 2,8 ekor/orang sedangkan kepadatan menggigit An. sundaicus sebesar 3 ekor/orang. Perilaku mengigit dan istirahat kedua spesies ini cenderung eksofagik dengan dua puncak kepadatan mengigit yaitu tengah malam dan menjelang pagi. Larva An. vagus ditemukan pada kubangan kerbau dan sawah sedangkan larva An. sundaicus ditemukan di rawa, sumur, genangan dan kobakan. Faktor fisik lingkungan masingmasing habitat kedua spesies tersebut pada umumnya sama yaitu suhu berkisar 26-28 C, pH 6-8, air cenderung diam dan semua habitat terpapar matahari langsung. Perbedaan faktor fisik lingkungan habitat kedua spesies ini adalah hanya pada konsentrasi salinitas air yaitu semua habitat An. vagus adalah 0 ‰ sedangkan An. sundaicus berkisar 3-5‰.

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: Filariasis, vektor filariasis, habitat perkembangbiakan, anopheles, filariasis vector, breeding places
Subjects: W Medicine and related subjects (NLM Classification) > WC Communicable Diseases > WC 680-950 Tropical and Parasitic Diseases
Divisions: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Depositing User: K A
Date Deposited: 18 Mar 2024 02:57
Last Modified: 18 Mar 2024 02:57
URI: https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/5108

Actions (login required)

View Item View Item