REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

Karakteristik Kasus Fatal Akibat Gigitan Hewan Penular Rabies di Indonesia 2016 – 2017

Setiawaty, Vivi and Septiawati, Chita and Burni, Endang (2019) Karakteristik Kasus Fatal Akibat Gigitan Hewan Penular Rabies di Indonesia 2016 – 2017. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 29 (3). pp. 235-242. ISSN 0853-9987

[thumbnail of Karakteristik Kasus Fatal Akibat Gigitan Hewan Penular Rabies di Indonesia  2016-2017.pdf] Text
Karakteristik Kasus Fatal Akibat Gigitan Hewan Penular Rabies di Indonesia 2016-2017.pdf

Download (487kB)

Abstract

Rabies merupakan salah satu penyakit zoonosis yang ditularkan ke manusia melalui gigitan atau goresan atau jilatan (pada kulit yang rusak atau selaput lendir) dari hewan yang terinfeksi, paling sering anjing. Rabies endemis di beberapa daerah di Indonesia. Jika tidak ditangani, gigitan hewan rabies dapat menyebabkan kematian. Tujuan dari penulisan ini untuk memberi informasi karakteristik kasus manusia yang fatal akibat gigitan hewan penular rabies (GHPR) di Indonesia selama kurun waktu 2016- 2017. Pengumpulan data kasus manusia dengan gigitan hewan penular rabies dari seluruh provinsi Indonesia pada tahun 2016 dan 2017 dilakukan oleh Subdirektorat Zoonosis, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis (P2PTVZ), Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P). Analisis karakteristik kasus GHPR fatal meliputi aspek provinsi yang melaporkan kasus GHPR, masa inkubasi, lokasi gigitan, gejala klinis, riwayat pemberian vaksinasi dari kasus fatal dan demografi. Definisi kasus GHPR secara klinis berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia. Hasil menunjukkan bahwa kasus GHPR dilaporkan di 25 dari 34 provinsi. Masa inkubasi yang paling sering dilaporkan yaitu 1-2 bulan (40,7%). Lokasi gigitan terbanyak pada kaki (37,3%). Gejala klinis terbanyak yang dilaporkan hidrofobia (76,6%), diikuti dengan hipersalivasi (64,5%), kejang (35,5%), fotofobia dan hiperhidrosis masing-masing (31,2%). Demam bukan gejala utama, hanya 19,9%. Sebagian besar kasus GHPR fatal tidak mendapatkan vaksinasi pascapajanan (VAR) yang sesuai. Kasus GHPR fatal pada laki-laki lebih banyak daripada perempuan dengan perbandingan 1,8 : 1 dan jumlah orang dewasa lebih banyak dibandingkan dengan anak-anak. Disimpulkan bahwa pengobatan segera dengan pemberian vaksinasi pascapajanan secara lengkap belum dilaksanakan dengan baik pada kasus-kasus GHPR fatal yang dilaporkan.

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: Gigitan hewan pembawa rabies, fatal, gejala klinis, karakteristik
Subjects: W Medicine and related subjects (NLM Classification) > WC Communicable Diseases > WC 500-590 Virus Diseases
Divisions: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Depositing User: K A
Date Deposited: 06 Mar 2024 06:12
Last Modified: 06 Mar 2024 06:12
URI: https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/5074

Actions (login required)

View Item View Item