REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

Riset Khusus Pencemaran Lingkungan Kawasan Pertanian Hortikultura Kota Batu Propinsi Jawa Timur (Laporan Penelitian)

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Badan (2014) Riset Khusus Pencemaran Lingkungan Kawasan Pertanian Hortikultura Kota Batu Propinsi Jawa Timur (Laporan Penelitian). Project Report. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Full text not available from this repository.

Abstract

Di Indonesia, salah satu kasus pencemaran lingkungan di kawasan pertanian antara lain terjadi di Kabupaten Malang pada tahun 2007. Pada kegiatan pemantauan Persistent Organic Polutants (POPs) yang dilakukan oleh Pusarpedal-KLH di Kabupaten Malang, terdeteksi adanya pp-DDT dan turunannya pada air sungai Brantas dan saluran irigasi pada sekitar perkebunan apel Bulukerto dengan kisaran konsentrasi 0,003-23,7 ppb. Senyawa pp-DDE terdeteksi pada contoh uji tanah di kebun apel di Bulukerto, tanah di Dusun Banaran, tanah di sekitar sungai Brantas dan tanah di kebun apel Bumiaji dengan kisaran konsentrasi 1,27-8,72 ppb. Kota Batu di Jawa Timur merupakan daerah pertanian yang menghasilkan berbagai produk pertanian hortikultura. Jenis pestisida yang digunakan untuk pengendalian hama pada sayuran di Kota Batu antara lain organofosfat dan karbamat (94,7%). Hasil pemeriksaan kolinesterase pada petani di salah satu desa di kota Batu mendapatkan angka keracunan pestisida mencapai 95,8%. Data dari Dinas Kesehatan Kota Batu menunjukkan adanya peningkatan kasus bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram (berat badan lahir rendah=BBLR), yaitu dari 14 kasus pada tahun 2004 menjadi 63 kasus pada tahun 2010. Angka kematian bayi juga meningkat, yakni dari 15 kasus (tahun 2004) menjadi 63 kasus pada tahun 2010 (Profil Kesehatan Kota Batu tahun 2010). Data dari Yayasan Bhakti Luhur Kota Batu tahun 2011, menunjukkan adanya kasus kelainan kongenital sebanyak 74 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya sumber pencemar dari kegiatan pertanian (pupuk, pestisida), keberadaan bahan pencemar/polutan di lingkungan (air, tanah, bahan makanan), keberadaan bahan aktif/metabolit bahan pencemar di dalam tubuh, dan dampak kesehatan yang diduga akibat pajanan bahan pencemar tersebut. Penelitian ini menggunakan desain observasional dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian dilakukan di area pertanian Kota Batu di Desa Sumber Brantas dan Desa Giripurno sebagai daerah kawasan peruntukkan dan esa dan Desa Dadap Rejo sebagai bukan kawasan peruntukkan pertanian. Waktu penelitian dilakukan selama 9 bulan, yaitu pada bulan Maret 2012 hingga November 2012. Hasil penelitian tidak ada perbedaan kondisi lingkungan udara makro (suhu, kelembaban, kualitas udara) antara kawasan peruntukan dengan tidak-terpapar; Tidak ada perbedaan bermakna kondisi lingkungan udara mikro (indoor) antara kawasan peruntukan dan tidak-terpapar. Tidak ada perbedaan bermakna kualitas fisik, kimia, ataupun bakteriologis air minum di kawasan peruntukan dan tidak-terpapar. Tidak ada perbedaan pada variabel kesehatan masyarakat, meliputi karakteristik rumah-tangga, kondisi fisik rumah, kondisi sanitasi lingkungan, karakteristik anggota rumah-tangga (kecuali, jenis pekerjaan), riwayat penyakit, perilaku, dan kesehatan reproduksi antara kawasan peruntukan dan tidak-terpapar. Proporsi anggota rumah tangga yang bekerja sebagai petani atau buruh tani lebih besar di kawasan peruntukan dibanding tidak-terpapar. Tidak ada perbedaan bermakna rerata hasil pemeriksaan biomedis pada WUS untuk parameter Hb, lekosit, Ht, eritrosit, ureum, kreatinin, SGOT dan SGPT di kawasan peruntukan dan tidak-terpapar. Ada perbedaan bermakna rerata hasil pemeriksaan biomedis pada WUS untuk parameter kadar trombosit, LED, dan kreatinin. Semua sampel air dan tanah di kawasan peruntukan dan bukan peruntukan positif ditemukan residu pestisida golongan OP, yaitu acephate dan pethoxamide. Didapatkan tiga sampel dari 22 sampel bahan makanan yang positif mengandung residu pestisida, yaitu bayam (mengandung Dichlorvos), jambu biji (Dimethoate, Isoprocarb) dan kentang (Propamocarb). Tidak ada perbedaan bermakna rerata parameter fungsi tiroid pada WUS (TSH, FT4, T4 dan T3) di kawasan peruntukan dan tidak-terpapar. Ada perbedaan rerata kadar GPx dan MDA pada WUS di kawasan peruntukan dan tidak-terpapar. Kejadian hipotiroidisme pada WUS di kawasan peruntukan adalah 3,9% dan di daerah tidak-terpapar adalah 0,7% (p=0,150). Secara keseluruhan, hasil pemeriksaan metabolit pestisida dalam urin WUS di kawasan peruntukan menunjukkan 44,9% positif, sementara di kawasan bukan peruntukan 23,4% positif. Rerata kadar Pb dalam rambut WUS di kawasan peruntukan (6,08±2,833 µg/g)lebih besar dibanding di kawasan bukan peruntukan (4,94±2,526 µg/g) (p=0,000l). Tidak ada perbedaan angka kejadian gangguan fungsi paru (berdasarkan pemeriksaan spirometer) antara WUS di kawasan peruntukan dan tidak-terpapar (p=0,677). Tidak didapatkan gangguan perkembangan balita, baik di kawasan peruntukan maupun bukan peruntukan. Didapatkan gangguan pertumbuhan anak balita, yaitu stunting, di kawasan peruntukan 33,3% dan di daerah tidak-terpapar (17,5%). Rerata kadar TSHs pada anak balita di kawasan peruntukan (3,3±1,68 µU/ml) lebih tinggi dibanding di daerah tidak-terpapar (2,5±1,16 µU/ml) (p=0,028); tidak ada perbedaan rerata kadar FT4 pada anak balita di kawasan peruntukan (12,24±1,66 ng/mL) dibanding di daerah tidak-terpapar (11,70±2,35 ng/mL) (p=0,187). Prevalensi hipotiroidisme pada anak balita (kadar TSHs>3,6 µU/ml) lebih tinggi di kawasan peruntukan (36,4%) lebih tinggi di daerah tidak-terpapar (13,6%) (p=0,027). Hasil pemeriksaan terhadap anak berkebutuhan khusus (ABK) di Posyandu desa Giripurno didapatkan penyebabnya cukup bervariatif, yaitu pasca meningoensefalitis (5 orang=23,8%) dan Retardasi Mental yang penyebabnya tidak spesifik, masih mungkin suatu kelainan kromosom, kelainan genetik lain atau kelainan pada saat kehamilan/persalinan. Didapatkan satu anak dengan kecurigaan Fragile X Syndrome.

Item Type: Monograph (Project Report)
Uncontrolled Keywords: Pencemaran Lingkungan; Kawasan Pertanian
Subjects: W Medicine and related subjects (NLM Classification) > WA Public Health > WA 670-847 Sanitation. Environmental Control
Divisions: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Depositing User: Administrator Eprints
Date Deposited: 02 Oct 2017 05:26
Last Modified: 23 Sep 2019 12:06
URI: https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/448

Actions (login required)

View Item View Item