REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
Laporan Penelitian Ekstraksi Tanaman Kemuning (Murraya paniculata (L.) Jack) Dalam Upaya Standarisasi Ekstrak
Wahyono, Slamet and Djumidi, Djumidi (2001) Laporan Penelitian Ekstraksi Tanaman Kemuning (Murraya paniculata (L.) Jack) Dalam Upaya Standarisasi Ekstrak. Project Report. Balai Penelitian Tanaman Obat Tawangmangu, Jakarta. (Unpublished)
Text
Laporan Penelitian Ekstraksi Tanaman Kemuning (Murraya Paniculata (L.) Jack) Dalam Upaya Standarisasi Ekstrak.pdf Restricted to Registered users only Download (8MB) | Request a copy |
Abstract
Metode ekstraksi tanaman kemuning (Murraya paniculata (L.) Jack) dalam upaya untuk memperoleh ekstrak standar telah dilakukan, bahan yang dipakai adalah daun kemuning. Penelitian ini dilakukan mengingat cara pembuatan ekstrak daun kemuning belum banyak dilakukan terutama untuk mempertahankan kestabilan komponen kimianya sehingga dapat digunakan sebagai langkah awal dalam penetepan parameter mutu ekstrak. Penelitian ini berpedoman pada buku Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat terbitan Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan (POM).
Ekstraksi terhadap daun kemuning menggunakan tiga metode penyarian yaitu maserasi, perkolasi dan sokhletasi.
Terhadap ketiga metode penyarian di gunakan cairan penyari etanol yang divariasi konsentrasinya yakni etanol 40%, 60%
80% dan etanol 96 %, sehingga diperoleh 12 sampel ekstrak. Selanjutnya masing-masing ekstrak ditetapkan parameter spesifik dan non spesifiknya meliputi kadar air, kadar ekstrak total, identitas dan organoleptik ekstrak serta senyawa terlarut dalam pelarut tertentu, juga pola kromalogram.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air rata-rata 11,06% sedangkan metode ekstraki dan konsentrasi cairan penyari (konsentrasi etanol) tidak berpengaruh terhadap organoleptisnya. Hasil penetapan kadar ekstrak total tertinggi diperoleh pada metode sokhletasi dengan penyari etanol 60% dengan rendemen ekstrak sebesar 31,13% dab terendah pada maserasi menggunakan penyari etanol 96% dengan rendemen 14,03%. Kadar senyawa yang terlarut dalam air berkisar antara 72.27% - 84.18% dan yang terlarut dalam etanol antara 46.87% - 65.65%. Pola kromatogram masing-masing ekstrak setelah dieluasi dengan fase gerak kloroformmetanol = 1 : 1 pemisahan bercak kurang baik, namun setelah dielusi dengan fase gerak bensen-etil asetat = 19 : 1 pemisahan bercak lebih baik dan terlihat sebanyak 17 bercak, ini terlihat jelas pada ekstrak dengan penyari etanol 96% dan 80%. Sedangkan untuk penyari dengan kadar etanol lebih rendah bercak yang ada kurang jelas, dengan demikian secara kuantitatif kadarnya lebih rendah meskipun secara kualitatif kemungkinan komponen kimia yang tersari relatif sama. Dari hasil penelitian ini dapat dinyatakan bahwa metode dan konsentrasi etanol sebagai cairan penyari akan berpengaruh pada perolehan kadar ekstrak total daun kemuning, tetapi secara kualitatif tidak berpengaruh pada kandungan kimia dilihat dari pola kromatogram yang ada. Sedang konsentarsi etanol sebagai cairan penyari akan berpengaruh pada kandungan kimia ekstrak kemuning secara kuantitatif terlihat dari pola kromatogram yang lebih jelas.
Dari data-data hasil penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa teknik ekstraksi daun kemuning yang paling optimal adalah secara sokhletasi menggunakan penyari etanol dengan konsentrasi 60%
Item Type: | Monograph (Project Report) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | kemuning; Murraya paniculata (L.) Jack); tanaman obat; ekstraksi; maserasi; perkolasi; sokhletasi |
Subjects: | QS-QZ Preclinical sciences (NLM Classification) > QV Pharmacology > QV 701-835 Pharmacy and Pharmaceutics |
Divisions: | Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Balai Penelitian Tanaman Obat Tawangmangu |
Depositing User: | K A |
Date Deposited: | 08 Oct 2021 08:34 |
Last Modified: | 08 Oct 2021 08:34 |
URI: | https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/4187 |
Actions (login required)
View Item |