Konferensi International mengenai Lateks di Baltimore, USA terungkap masalah alergi protein akibat penggunaan produk medis berbahan baku lateks, terutama sarung tangan. Dari penelitian dasar diketahui bahwa lateks mengandung protein terekstraksi yang meyebabkan terjadinya reaksi hipersensitivitas. Protein alergen
ini tahan pada suhu tinggi dari proses vulkanis, total protein dalam produk lateks ± 1,7% hanya sebagian terektraksi dengan air dan sisanya terlarut dalam lateks pekat. Jumlah yang kecil inisudah cukup untuk menimbulkan reaksi alergi pada tubuh manusia.
Penelitian survei reaksi hipersensitivitas akibat penggunaan sarung tangan lateks pada lingkungan kesehatan dilakukan di 70 Rumah Sakit dari 10 daerah di Indonesia. Pengumpulan data dilakukan dengan medis, baik mengisi kuisioner terhadap tenaga medis dan para medis, baik terhadap Rumah Sakit yang dikunjungi maupun yang tidak dikunjungi.
Hasil penelitian didapat bahwa dari 1064 responden yang menggunakan sarung tangan ternyata 39 responden (3,67%) mengalami alergi. Dari hasil penelitian timbulnya alergi yang berdasarkan keahlian responden maupun dari lamanya pemakaian sarung tangan dapat disimpulkan bahwa alergi yang terjadi disebabkan karena faktor individu, misalnya faktor genetik.