Pusat Penelitian dan Pengembangan Farmasi, - (1994) Laporan Jenis-jenis Hewani Spesifikasi Penyakit dan Cara Pengobatan yang Masih Digunakan Oleh Pengobat Tradisional di Daerah Istimewa Yogyakarta 1993/1994. Project Report. Pusat Penelitian dan Pengembangan Farmasi, Jakarta. (Unpublished)
![Laporan Jenis-Jenis Hewani, Spesifikasi Penyakit dan Cara Pengobatan Yang Masih Digunakan Oleh Pengobat Tradisional di Daerah Istimewa Yogyakarta.pdf [thumbnail of Laporan Jenis-Jenis Hewani, Spesifikasi Penyakit dan Cara Pengobatan Yang Masih Digunakan Oleh Pengobat Tradisional di Daerah Istimewa Yogyakarta.pdf]](https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/style/images/fileicons/text.png)
Laporan Jenis-Jenis Hewani, Spesifikasi Penyakit dan Cara Pengobatan Yang Masih Digunakan Oleh Pengobat Tradisional di Daerah Istimewa Yogyakarta.pdf
Restricted to Registered users only
Download (28MB) | Request a copy
Abstract
Penelitian tentang jenis-jenis hewani, spesifikasi penyakit dan cara pengobatan yang masih dipergunakan oleh dukun pengobat tradisional di Daerah Istimewa Yogyakarta, telah dilakukan terhadap 2500 Battra baik yang berpraktek sebagai dukun spiritual/agama, dukun bayi, dukun urat/pijat, dukun ramuan, dukun kebatinan, tabib, dukun patah tulang, dukun sunat, berdasarkan informasi pemerintah desa maupun masyarakat. Informasi yang diperoleh dikonfirmasikan dengan masyarakat yang diambil secara acak proporsional berdasarkan letak geografis dan demografis sebanyak 5000 orang yang tersebar di seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara ilmiah jenis-jenis hewani, spesifikasi penyakit dan cara pengobatan yang masih digunakan oleh pengobat tradisional di Daerah Istimewa Yogyakarta, sehingga diharapkan bermanfaat sebagai masukan kepada Depkes RI dalam penentuan pemakaian obat tradisional di Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis-jenis hewani yang digunakan sebagai bahan pengobatan yang paling banyak berturut-turut adalah minyak ular, minyak ketonggeng, (obat kulit), kodak hijau (lelu, lelah, lemah), tokek (luka lama/koreng), susu, telur, madu (lelu,lemah, lelah), anak (cindil) tikus (lemah syahwat), sumsum kambing (lemah syahwat), precil (anak kodak) (lemah syahwat), hati kelelawar (asma), lendir bekicot (luka baru), tumo apa saja, kutu gajah (hati/lever), keong sawah (lever/asma), tawon madu (rematik/encok), tupai (kencing manis), cere (kecoa) putih (sakit gigi). Jadi bahan hewani tersebut secara berturut-turut untuk pengobatan penyakit kulit, lesu, lelah, lemah, luka lama/koreng, lemah syahwat, asma, luka baru, penyakit lever/hati, encok/rematik, diabetes (ginjal), sakit gigi. Hasil konfirmasi terhadap masyarakat dari 5000 responden penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta ternyata tingkat penyakit sama dengan dukun Battra dan cara pengobatan yang dilakukan biasanya adalah dengan bahan hewani dioleskan, digoreng, dimasak/digodog, ditelan mentah dan disengatkan.
Item Type: | Monograph (Project Report) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | pengobatan tradisional, hewan |
Subjects: | QS-QZ Preclinical sciences (NLM Classification) > QV Pharmacology > QV 701-835 Pharmacy and Pharmaceutics |
Divisions: | Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Pusat Penelitian dan Pengembangan Farmasi |
Depositing User: | K A |
Date Deposited: | 15 Feb 2024 03:30 |
Last Modified: | 19 May 2025 08:24 |
URI: | https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/4076 |