Handayani, Rini Sasanti (1993) Laporan Akhir Penelitian Sistem Monitoring Kerusakan Obat. Project Report. Pusat Penelitian dan Pengembangan Farmasi, Jakarta. (Unpublished)
Laporan Akhir Penelitian Sistem Monitoring Kerusakan Obat.pdf
Download (14MB) | Preview
Abstract
Untuk menunjang peningkatan pengendalian mutu obat melalui sistem monitoring kerusakan obat dan mendapatkan sistem monitoring kerusakan obat telah dilakukan Penelitian Sistem Monitoring Kerusakan Obat.
Penelitian ini merupakan pembuatan dan uji coba sistem monitoring "kerusakan obat" di apotik dan apotik rumah sakit di Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya. Data yang dikumpulkan meliputi nama obat, bentuk sediaan, kekuatan sediaan, nomor registrasi, nomor batch, waktu kadaluarsa, nama dan alamat produsen/PBF, jenis kerusakan fisik, perubahan warna/bentuk, meleleh mengendap, kejernihan, dll. pengambilan sampel apotik dan apotik rumah sakit yang dikunjungi dan sensus samapai dengan 31 Desember 1991, untuk apaotik dan apotik rumah sakit yang dikirimi formulir.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa:
- Rancangan sistem monitoring kerusakan obat dengan cara mengirim langsung formulir laporan kerusakan obat ke apotik-apotik rumah sakit ternyata kurang efektif.
- Meskipun formulir kerusakaan obat yang kembali sedikit ternyata didapatkan beberapa jenis obat yang dilaporkan rusak oleh beberapa apotik. Oleh karena itu perlu diadakan sistem pelaporan kerusakan obat oleh outlet terakhir untuk membantu pemerintah dalam pengawasan dan peningkatan mutu obat, sehingga akan meringankan beban pemerintah dalam pengawasan dan peningkatan mutu obat.
- Perlu diadakan reevaluasi terhadap beberapa macam obat yang beredar yang dilaporkan rusak pada waktu edarnya.
Oleh karena itu untuk meningkatkan efektivitas Sistim Monitoring kerusakan obat perlu adanya penyuluhan/bimmbingan kepada petugas apotik/apotik rumah sakit sebelum diadakan sistem monitoring kerusakan obat ini. Adapun sistem monitoring kerusakan obat sebagai berikut:
1. Laporan outlet terakhir apotik ke Kanwil Depkes setempat dengan menggunakan form kerusakan obat.
2. Evaluasi Laporan oleh Kanwil Depkes bekerja sama dengan Balai POM.
3. Laporan Kanwil Depkes ke Ditjen POM menegnai hasil evaluasi laporan kerusakan obat tersebut.
4. Reevaluasi Obat oleh Ditjen POM dan Tindakan ke produsen bila obat tersebut benar-benar rusak dalam masa edarnya.
Item Type: | Monograph (Project Report) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | obat, kerusakan obat |
Subjects: | QS-QZ Preclinical sciences (NLM Classification) > QV Pharmacology > QV 701-835 Pharmacy and Pharmaceutics |
Divisions: | Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Pusat Penelitian dan Pengembangan Farmasi |
Depositing User: | K A |
Date Deposited: | 13 Jul 2025 21:49 |
Last Modified: | 13 Jul 2025 21:49 |
URI: | https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/4052 |