Tanaman Kencur (Kaempferia galanga L.) banyak digunakan sebaqai bahan obat tradisional untuk kesehatan manusia. Bahkan penggunaan simplisia sebagai bahan obat di Indonesia menduduki tempat ke tiga. Namun tanaman ini termasuk jenis yang terancam kepunahan bahkan bahan kencur telah mulai diimpor.
Sejalan dengan tugas dan fungsi Balai Penelitian Tanaman Obat Tawangmangu antara lain untuk pengadaan bahan baku standard, maka pengadaan tanaman ini termasuk langkah yang harus ditangani.
Dari hasil pengamatan pertumbuhan tanaman kencur pada lahan ketinqgian 1200 m dpl kurang memberikan hasil yang memadahi. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil pengamatan pertumbuhan dan hasil suatu tanaman adalah keadaan bibitnya, sedang bagian tanaman untuk bibit dalam pembibitan dipengaruhi oleh media pembibitan dan sumber bahan/asal bahan bibit. Tanaman kencur jarang membentuk biji untuk dijadikan benih sehingga tanaman kencur dikembangbiakkan dengan cara vegetatif melalui rimpangnya. Tanaman ini dapat dibibitkan dulu melalui stek rimpang agar tunas-tunasnya keluar sampai menjadi bibit sebelum ditanam.
Penelitian dilakukan dengan rancangan faktorial dalam kelompok dan tiga ulangan, di Balai Penelitian Tanaman Obat Tawangmangu pada ketinggian 1200 m dpl dalam pembibitan. Perlakuan sumber bahan bibit asal Boyolali (200 m dpl) : Plaosan (600 m dpl).
Media Pembibitan berupa tanah; pasir; tanah + pasir /1:1;
tanah + pupuk kandang /1:1 Pengamatan pertumhuhan dilakukan terhadap pertumbuhan bahan bibit di pembibitan selama 4 bulan.
Diperoleh hasil bahan bibit rimpang Kaempferia galanga L. dengan perlakuan sumber bahan asal Wonogiri (400 m dpl) pada media pembibitan tanah + pupuk organik /1:1, memberikan hasil yang lebih yakni 53,07% bibit tumbuh; 2,70 jumlah tunas; 5,40 cm panjang tunas; 0,44 em diameter pangkal tunas; 5,44 jumlah daun; 6,02 em ukuran daun t erbesar dan 5,99 jumlah akar.