REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
Program Penanggulangan GAKY Berkelanjutan di Era Otonomi Daerah
Widodo, Untung S. (2014) Program Penanggulangan GAKY Berkelanjutan di Era Otonomi Daerah.
Full text not available from this repository.Abstract
GAKI, adalah rnasalah gizi laten yang harus ditanggulangi secara berkelanjutan. Masalah GAKI dikenal hampir disemua negara didunia, oleh karenanya upaya penanggulangan GAKI Juga menjadi agenda penting dari lembaga tingkat dunia seperti WHO, UNICEF dan ICCIDD. Ketiga lembaga tersebut meberikan petunjuk, arahan dan tolok ukur keberhasilan yang dapat digunakan sebagai rujukan bagi setiap negara dalam melaksanakan program penanggulangan. Akan tetapi dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi masing-masing negara. Di lndonesia pada era otonomi daerah pengelolaan bukan lagi secara nasional tetapi dalam skala lebih kecil yaitu Kabupaten/Kota, Pola pendekatan demikian akan dapat meningkatkan efektifitas program. Sebagai masalah gizi yang berdampak pada kualitas sumberdaya manusia dan bisa diderita oleh semua kelompok umur, maka upaya penanggulangan tidak dapat hanya bersifat promotive dan preventive saja tetapi juga harus curative dan rehabilitative. Dalam rangka memungkinkan terlaksananya upaya tersebut, diperlukan suatu sistem yang mengkaitkan antara satu kegiatan dengan yang lain sehingga dicapai suatu bentuk kegiatan yang berkesinambungan dalam mencapai satu tujuan yaitu eliminasi GAKI. Dalam Program Penanggulangan GAKI yang berkelanjutan diera otonomi daerah sebagai suatu sistem terdapat lima kegiatan pokok yaitu yodisasi garam, distribusi kapsul yodiol, KIE, Surveilans dan pencapaian 8 dari 10 indikator Program Berkelanjutan, Masing¬-masing kegiatan saling menunjang antara yang satu dengan yang lain. Pelaksanaan kelimanya disesuaikan dengan tingkat endemisitas dan sumberdaya yang dimiliki oleh setiap daerah. Tingkat provinsi dan pusat tinggal memantau dan membantu atau mengevaluasi pencapaian dari setiap kabupaten/kota. Komitmen yang kuat tercermin dari pelaksanaan program yang terus berkelanjutan. Dukungan sumberdaya yang ada dari setiap kabupaten/kota mutlak diperlukan, pencapaian program dapat dinilai dengan tolok ukur perbaikan indikator universal dari waktu kewaktu. Eliminasi GAKI dinilai tercapai bilamana GAKI bukan lagi masalah kesehatan masyarakat. Selanjutnya pendekatan penanggulangan lebih bersifat kasus perkasus. Tidak ditemukan lagi daerah endemik GAKI yang ditandai dengan langkanya penderita gondok maupun penderita kretin endemik.
Item Type: | Article |
---|---|
Subjects: | QS-QZ Preclinical sciences (NLM Classification) > QV Pharmacology > QV 270-285 Water. Electrolytes |
Divisions: | Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Balai Penelitian dan Pengembangan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium Magelang |
Depositing User: | Administrator Eprints |
Date Deposited: | 02 Oct 2017 05:26 |
Last Modified: | 17 Nov 2017 07:39 |
URI: | https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/373 |
Actions (login required)
View Item |