REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
Akselerasi Adopsi Inovasi Penggunaan Garam Beryodium: Model Penanganan Berbasis Masyarakat Menuju Bebas GAKY
Wariyanto I, Agus (2013) Akselerasi Adopsi Inovasi Penggunaan Garam Beryodium: Model Penanganan Berbasis Masyarakat Menuju Bebas GAKY.
Full text not available from this repository.Abstract
Ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang sehat dan cerdas merupakan modal utama bagi keberhasilan pembangunan nasional; disamping sumber daya alam, sumber daya ekonomi, dan sumber daya teknologi. Namun demikian, pendayagunaan sumber daya ini, masih menghadapi permasalahan khususnya pada aspek kesehatan yang disebabkan oleh kekurangan asupan yodium, Dewasa ini, program penanggulan GAKI (Gangguan Akibat Kekurangan Iodium) belum sampai pada keberhasilan eliminasi GAKI sesuai target yang diharapkan karena secara faktual masih ditemukan kasus GAKI di beberapa wilayah dengan berbagai macam gangguan yang menyertainya. Tekad untuk mewujudkan kondisi bebas dari bahaya GAKI harus terus dilaksanakan secara terencana dan terprogram dengan baik. Dengan demikian, diperlukan adanya ide, gagasan, dan terobosan yang inovatif untuk mempercepat menuju eliminasi GAKI. Upayanya adalah membangun suatu model peningkatan partisipasi melalui penanganan berbasis masyarakat. Pada dasarnya, masyarakat sebagai subjek kegiatan, termasuk peran dan kepedulian sosial dunia usaha/swasta dilibatkan secara aktif; Perlu upaya secara simultan. Pertama, peningkatan konsumsi garam beryodium dengan cara mendekatkan produsen ke konsumen. Kedua, pendampingan kepada masyarakat melalui pendayagunaan peran akademisi/perguruan tinggi, badan/lembaga penelitian (pemerintah dan swasta), maupun pekerja sosial/relawan sosial. Ketiga, peningkatan strategi intervensi baik secara primer melalui kegiatan pencegahan (preventif), intervensi sekunder terhadap masyarakat dengan risiko tinggi (risti), dan intervensi tersier berupa penyembuhan (kuratif). Upaya pencegahan dilaksanakan sedini mungkin melalui aktivitas penilaian (assesment) yang tepat dan "deteksi dini", dengan mengkonsumsi bahan makanan yang banyak mengandung yodium, atau cara yang mudah dan sederhana adalah dengan mengkonsumsi garam beryodium sesuai kebutuhan setiap hari. Selanjutnya, daerah risiko tinggi adalah daerah rawan GAKI yakni pada daerah yang tanah dan airnya sangat kekurangan yodium yang banyak terjadi di daerah dataran tinggi seperti daerah pegunungan. Intervensi yang tepat dilaksanakan melalui peningkatan peran ibu rumah tangga dan pendekatan keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat. Intervensi secara primer relatif lebih murah biayanya baik dari aspek ekonomi maupun aspek sosial. Sementara, intervensi secara tersier biayanya sangat mahal, itupun belum menjamin terhadap pulihnya kondisi kesehatan secara normal. Keempat, peningkatan penyuluhan yang progresif dengan menggunakan metode dan media yang tepat dalam rangka mengubah perilaku masyarakat secara sehat dan cerdas dalam mengkonsumsi garam beryodium. Dari aspek SDM dalam penyuluhan yang dilibatkan meliputi penyuluh pemerintah/PNS, penyuluh swasta, maupun penyuluh swadaya. Penyadaran publik (public awareness) sebagai upaya mengubah pengetahuan (ranah kognitif), sikap (ranah afektif) dan keterampilan masyarakat (ranah psikomotorik) terus ditingkatkan dalam rangka menerapkan (mengadopsi) penggunaan garam beryodium. Dengan demikian, masyarakat menjadi semakin terbiasa dalam mewujudkan gerakan "budaya" mengkonsumsi garam beryodium. Metode yang digunakan adalah desk study dengan analisis deskriptif kualitatif dengan fokus membahas akselerasi adopsi inovasi penggunaan garam beryodium berbasis masyarakat sebagai model dasar. Hasil kajian menunjukkan bahwa (1) penanganan berbasis masyarakat dapat dimanfaatkan sebagai indikator kinerja dalam akselerasi penggunaan garam beryodium bagi masyarakat; (2) dari proses adopsi inovasi, Research-Extention-Community-Linkage (RECL) belum efektif dalam membangun kesisteman penanganan GAKI. Hasil kajian ini diharapkan dapat memberikan pandangan baru terhadap upaya mewujudkan bebas GAKI di lndonesia. Kata kunci: Akselerasi, Adopsi inovasi, Garam beryodium, berbasis masyarakat.
Item Type: | Article |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | SALTS; ADOPTION; kekurangan yodium |
Subjects: | QS-QZ Preclinical sciences (NLM Classification) > QV Pharmacology > QV 270-285 Water. Electrolytes |
Divisions: | Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Balai Penelitian dan Pengembangan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium Magelang |
Depositing User: | Administrator Eprints |
Date Deposited: | 02 Oct 2017 05:26 |
Last Modified: | 17 Nov 2017 08:42 |
URI: | https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/322 |
Actions (login required)
View Item |