Saryanto, Saryanto and Nugroho, Agung Endro and Ratnawati, Galuh and Nuning rahmawati, Nuning and wuryani, Asri and Permana, Sigit and nurdiyanto, Didik (2016) UJI KHASIAT DAN KEAMANAN RAMUAN JAMU UNTUK UROLITHIASIS. Technical Report. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawangmangu. (Unpublished)
Laporan pen Urolitiasis Saryanto.pdf
Download (1MB) | Preview
Abstract
Batu saluran kemih (urolitiasis) adalah adanya batu pada saluran kemih yang bersifat idiopatik,dapat menimbulkan statis dan infeksi. Ketika batu menghambat aliran urine maka menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik dan distensi pada ginjal dan ureter. Infeksi yang disertai demam, menggigil, disuria terjadi karena iritasi yang terus menerus. Batu yang terjebak di kandung kemih menyebabkan gejala iritasi. Jika batu menyebabkan obstruksi akan menyebabkan terjadinya retensio urine.
Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan uji toksisitas akut dan subkronis ramuan jamu untuk urolithiasis pada hewan coba. Formula jamu untuk urolithiasis yang digunakan terdiri dari tempuyung, kejibeling, kumis kucing, temulawak, kunyit dan meniran. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji gambaran sitotoksik akut dan subkronis ramuan jamu tersebut.
Uji toksisitas akut dilakukan pada tikus putih (Rattus norvegicus) galur SD (Spraque Dawley) umur + 2 bln, berat + 180 gram. Sesuai pedoman WHO, untuk toksisitas aku tiap kelompok tanaman, masing masing 6 kelompok (satu kelompok kontrol dan empat kelompok dosis), tiap kelompok 6 tikus, 3 ekor jantan dan 3 ekor betina, diberikan sari infusa secara per oral pada hari pertama, kemudian diobservasi selama 7-14 hari gejala klinik toksik/keracunan dan kisaran dosis letal tengah (LD50). Uji toksisitas subkronis menggunakan hewan coba tikus putih (Rattus norvegicus) jantan dan betina umur + 2 bulan, bobot rata-rata 180 gram. Infusa formula jamu diberikan pada tikus yang telah dibagi menjadi tiga kelompok dosis, per oral sekali sehari selama 90 hari.
Hasil uji toksisitas akut dan subkronis Formula jamu untuk urolithiasis. didapatkan LD50 semu dengan nilai > 5000 mg/kg bb tikus. Tidak ditemukan tanda-tanda ketoksikan selama penelitian. Toksisitas sub kronis pemberian ramuan jamu selama 90 hari, tidak menimbulkan gejala ketoksikan dan kematian hewan uji. Pengamatan terhadap faal organ tidak menemukan perubahan yang bermakna dibandingkan dengan kontrol normal. Ramuan jamu untuk urolithasis aman dalam penggunaan jangka menegah ( 1-30 bulan). Ramuan tersebut aman penggunaanya sebagai jamu untuk urolithasis. Pada uji khasiat pembentukan batu urin dengan etylen glikol terbukti ramuan jamu untuk urolithiasis dapat melarutkan batu uric pada saluran kemih hewan uji. Dengan dosis pada dosis 0,360 g/ 200 gr BB tikus, 0,720 g/ 200 gr BB, dan 1,440 g/ 200 gr BB tikus. Dan tidak merusak pada organ saluran kemih.
Item Type: | Monograph (Technical Report) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | urolithiasis, formula, toksisitas akut, sub kronis, tempuyung, kejibeling |
Subjects: | R Medicine > RM Therapeutics. Pharmacology |
Divisions: | Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawangmangu |
Depositing User: | Fitri Handayani |
Date Deposited: | 16 May 2025 08:53 |
Last Modified: | 16 May 2025 08:53 |
URI: | https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/3215 |