Reno Intan, Putri and Wahyuni L., Tri and Prihartini, Nita (2015) LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES 2015 Uji Toksisitas Akut dan AntimalariaKombinasi Ekstrak Kulit Batang Pulai (Alstonia scholaris) dan Meniran (Phyllanthus niruri) terhadap Histopatologi Limpa padaMencit yang Diinfeksi Plasmodium berghei. Technical Report. Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Jakarta.
lapkir Risbinkes Intan.pdf
Download (703kB) | Preview
Abstract
Malaria masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang dapat menyebabkan kematian. Malaria adalah penyakit infeksi parasit pada manusia dan menjadi masalah kesehatan masyarakat, terutama di daerah endemis malaria. Pengendalian malaria selalu mengalami perkembangan, salahsatunya dalam hal pengobatan. Resistensi parasit terhadap obat-obatan malaria membuat penelitian terhadap obat-obat tradisional semakin berkembang. Kulit batang pulai dan meniran merupakan salah satu tanaman obat yang telah diteliti kemungkinannya
sebagai obat antimalaria. Pada penelitian ini akan diuji kombinasi kulit batang pulai yang berperan sebagai antimalaria dengan meniran sebagai imunomodulator.
Penelitian ini menggunakan hewan coba, yaitu mencit galur Swiss webster.dan merupakan penelitian eksperiment laboratorium menggunakan desain penelitian post-test only control. Penelitian dilakukan dari bulan maret sampai dengan oktober 2015 yang bertempat di Laboratorium Hewan Coba dan Laboratorium Farmasi, Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Badan Litbangkes Kemenkes RI.
Hasil penelitian fitokimia menunjukkan bahan ekstrak kulit batang pulai mengandung tanin, saponin, flavanoid dan terpenoid dan alkaloid, sedangkan meniran mengandung tanin, terpenoid dan glikosida kadenoid. Berdasarkan uji
toksisitas akut kombinasi kulit batang pulai dan meniran (perbandingan 1:1) LD50 semu untuk ekstrak kulit batang pulai dan meniran adalah lebih besar dari 14285 mg/kg bb (practically non toxic), kombinasi kulit batang pulai dan
meniran dosis campuran 443,34 mg/kgbb kulit batang pulai dan 443,34 mg/kgbb meniran memberikan hasil yang bermakna dalam menekan angka parasitemia pada puncak infeksi dan nilai diferensial leukosit baik itu limfosit, monosit dan neutrofil memperlihatkan nilai yang hampir sama dibandingkan kelompok DHP. Dan pada dosis ini juga dapat menekan jumlah hemozoin diawal infeksi pada limpa secara bermakna bila dibandingkan kelompok perlakuan lainnya, dan memiliki jumlah hemozoin yang lebih rendah pada hari ke-7 dan ke-14 pasca infeksi dibanding kelompok lainnya.
Key words: pulai, meniran, plasmodium berghei,limpa
Item Type: | Monograph (Technical Report) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Anti Malaria |
Subjects: | QS-QZ Preclinical sciences (NLM Classification) > QV Pharmacology > QV 701-835 Pharmacy and Pharmaceutics |
Divisions: | Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan |
Depositing User: | Arga Yudhistira |
Date Deposited: | 28 May 2025 04:25 |
Last Modified: | 28 May 2025 04:25 |
URI: | https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/3174 |