REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

Serum Ferritin dan Hipotiroid pada Anak Usia Sekolah Dasar

Supadmi, Sri (2013) Serum Ferritin dan Hipotiroid pada Anak Usia Sekolah Dasar.

Full text not available from this repository.

Abstract

Masalah gizi utama di lndonesia dua diantaranya adalah gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) dan anemia gizi besi (AGB). Salah satu spektrum gangguan gondok endemik berupa hipotiroid, Bal'l~ak' anak-anak yang secarabersamaan mempunyai resiko menderita hipotiroid dan defisiensi anemia besi. Defisiensi besi merugikan dan mempengaruhi physiologi tiroid, dapat mengganggu dan melemahkan metabolisme tiroid dalam tubuh manusia. Ferritin merupakan protein penyimpanan zat besi dan sangat penting untuk homeostasis besi. Selain kekurangan zat besi, kondisi lain yang dapat menurunkan serum ferritin adalah hipotiroid. Penelitian untuk mengetahui korelasi antara serum ferritin dengan hipotiroid pada anak usia sekolah dasar. Dilakukan di Kecamatan Badegan Kabupaten Ponorogo pada tahun 2011. Pemilihan Kecamatan dan Desa secara purposive berdasarkan tempat domisili munculnya kasus GAKI. Penarikan subyek secara simple random sampling.. Desain crossectional. Subyek dan besar sampel: Subyek anak sekolah dasar kelas IV dan V (umur 9-11 tahun) secara random sampling. Besar sampel 135 anak usia sekolah, dihitung menggunakan rumus estimasi proporsi dengan presisi mutlak dari Lamesh show. Diagnosa hipotiroid ditentukan dari hasil pemeriksaan TSH, fT4. Defisiensi ferritin dikategorikan apabila <12 µg/L. Konsumsi sumber Fe dinilai bersasarkan recall selama 24 jam yang lalu. Analisis data ditunjukkan dengan mean ± standard deviation (SD). Correlative digu nakan untuk korelasi antara serum ferritin dengan hipotiroid, Chi Square untuk membandingkan prevalensi ferritin dan hipotiroid pada anak usia sekolah dasar. Anak usia sekolah dasar yang menderita hipotiroid sebanyak 21,5% sebagian besar berasal dari kategori hipotiroid sub klinik yaitu 12,6%. Anak usia sekolah dasar yang menderita defisiensi ferritin 14,1 %. Defisiensi ferritin pada anak usia sekolah yang menderita hipotiroid sebagian besar masuk kategori hipotiroid sub klinik sebesar 10,5%. Nilai mean ± SD dari TSH, fT4, konsumsi Fe pada anak usia sekolah dasar yang defisiensi ferritin berturut-turut : 4,60±1,78; 1, 10±0,22; 7,62±4,43. Sedangkanpada ferritin normal berturut-turut: 4, 13±1 ,92; 1,09±0,27; 8,39±4,73. Korelasi ferritin dengan TSH'fT4, konsumsi Fe menunjukkan p>0.05. Ditemukan anak hipotiroid disertai dengan defisiensi ferritin. Hipotiroid yang terjadi pada anak usia sekolah sebagian besar termasuk kategOri hipQtiroid sub klinik demikian juga penderita defisiensi ferritin lebih besar terjadi pada kategori hipotiroid sub klinik. Tidak menunjukkan adanya korelasi antara ferritin dan TSH, fT4 dan konsumsi Fe. Upaya penanggulangan hipotiroid yang disertai dengan defisiensi anemia besi dapat dilakukan melalui pemberian suplementasi, fortifikasi, konsumsi sumber iodium dan zat besi, melakukan pemberdayaan masyarakat melalui penyuluhan.

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: CHILD ; serum ferritin; hipotiroid; anak usia sekolah dasar
Subjects: QS-QZ Preclinical sciences (NLM Classification) > QV Pharmacology > QV 120-140 Autonomic Agents. Nonmetallic Elements. Neuromuscular Agents
Divisions: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Balai Penelitian dan Pengembangan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium Magelang
Depositing User: Administrator Eprints
Date Deposited: 02 Oct 2017 05:26
Last Modified: 17 Nov 2017 08:08
URI: https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/315

Actions (login required)

View Item View Item