Pencarian Koleksi Repositori Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan

Studi Evaluasi Eliminasi Filariasis di Indonesia Tahun 2017 (Studi Multicenter Filariasis Kabupaten Kuantan Singingi Riau)

Santoso, Santoso and Taviv, Yulian and Budiyanto, Anif (2017) Studi Evaluasi Eliminasi Filariasis di Indonesia Tahun 2017 (Studi Multicenter Filariasis Kabupaten Kuantan Singingi Riau). Technical Report. Loka Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Baturaja, Baturaja.

Full text not available from this repository.

Abstract

ABSTRAK :

Latar Belakang: Eliminasi filariasis telah dicanangkan pada tahun 2002 di Sumatera Selatan dengan target pada tahun 2020 eliminasi telah dilakukan di seluruh kabupaten/kota endemis. Penelitian ini bertujuan untuk diketahuinya dan dianalisis program eliminasi filariasis di kabupaten/kota yang telah melaksanakan POPM selama 5 putaran.
Metode: Penelitian ini telah dilaksanakan di Provinsi Riau (Kabupaten Kuantan Singingi dan Pelalawan) dan Provinsi Bangkca Belitung (Kabupaten Bangka Barat dan Relining) selama lima bulan (Juli—November 2017). Kegiatan penelitian yang dilakukan meliputi wawancara, pemeriksaan klinis filariasi dan survey darah farm, terhadap 620 penduduk, stool survey terhadap 160 anak SD kelas 2 dan 3, pemeriksaan gen BM, pengambilan darah terhadap 100 hewan reservoir, penangkapan nyamuk, dan wawancara mendalam, serta pengumpulan data sekunder.
Hasil: Pengetahuan dan perilaku responden tentang filariasis di empat lokasi penelitian masih tergolong rendah, sedangkan sikap responden sebagian besar menunjukkan sikap positif. Hasil SDJ di Kabupaten Kuantan Singingi mendapatkan 1 orang positif microfilaria off rate: 4%), di Kabupaten Pelalawan tidak mendapatkan pendukuk yang positif microfilaria. Hasil SDJ di Provinsi Bangka Belitung mendapatkan bahwa di kedua kabupaten masih ditemukan penderita microfilaria dengan Mf rate >1%. Prevalensi kecacingan di Kabupaten Kuansing sebesar 13,6% (24/177), Pelalawan sebesar 2,4% (4/165) Bangka sebesar 5,3% (9/170), Belitung 11,5% (19/165). Hasil deteksi gen BM ditemukan 2 anak posittf B.malayi, sedangkan di 3 kabupaten lainnya tidak ditemukan adanya gen BM. Perneriksaan darah hewan reservoir di Kabupaten Kuansing dan Bangka Barat tidak ditemukan gen B.malayi sedangkan di Kabupaten Pelalawan dan Belitung ditemukan gen B. malayi pada Jawing dan anjing (Pelalawan) dan monyet ekor panjang (Belitung) ditemukan 1 ekor kucing dan 5 ekor anjing positif dirofilaria. Hasil penangkapan nyamuk Kabupaten Kuansing mendapatkan 1.235 nyamuk, Pelalawan 1.231, Bangka Barat sebanyak 581, dan Belitung sebanyak 603. Hasil pemeriksaan PCR tehadap nyamuk ditemukan nyamuk positif mengandung larva cacing filarial di seluruh kabupaten. Kebijakan program eliminasi filariasis di wilayah seluruh lokasi penelitian telah dilakukan dengan baik dengan dukungan lintas sector dan lintas program. Namun peran lintas program dan lintas sektor belum optimal
Kesimpulan: Kabupaten Kuantan Singingi dan Pelalawan sudah tidak menjadi daerah endemis filariasis (Mf rate <1%,), sedangkan Kabupaten Bangka Barat dan Belitung Mf rate masih >1%. Risiko penularan di Kabupaten Kuansing sudah rendah sedangkan di Kabupaten Pelalawan, Bangka Barat dan Belitung masih tinggi.

Item Type: Monograph (Technical Report)
Uncontrolled Keywords: Filariasis; vector; reservoir; gen BM.
Subjects: W Medicine and related subjects (NLM Classification) > WC Communicable Diseases > WC 680-950 Tropical and Parasitic Diseases
Divisions: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Loka Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Baturaja
Depositing User: Arga Yudhistira
Date Deposited: 28 May 2025 03:43
Last Modified: 28 May 2025 03:43
URI: https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/3121

Actions (login required)

View Item
View Item