Yahya, Yahya and Oktarina, Reni and Ni'mah, Tanworitun (2017) Studi Evaluasi Filariasis di Indonesia Tahun 2017 (Kabupaten Belitung). Technical Report. Loka Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Baturaja, Baturaja.
Full text not available from this repository.Abstract
ABSTRAK :
Pencanangan eliminasi filariasis telah dilakukan pada tahun 2002 di Sumatera Selatan dengan target pada tahun 2020 eliminasi telah dilakukan di seluruh kabupaten/kota endemis. Penelitian ini bertujuan untuk diketahuinya dan dianalisis program eliminasi filariasis di kabupaten/kota yang telah melaksanakan POPM. Terdapat 9 macam kegiatan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu survei darah jar (prevalensi), KAP (knowledge, attitude, practice), pemeriksaan klinis, survei stool, deteksi gen Brugia malayi, survei hewan reservoir, survei vektor, wawancara mendalam dan survei lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi mikrofilaria di kedua lokasi penelitian sebesar 0,64%. Pemeriksaan klinis terhadap responden yang diambil dan diperiksa darahnya menunjukkan sebagian kecil responden mengalami gejala seperti penderita filariasis, namun dan i hasil pemeriksaan mikroskopis tidak ditemukan mikrofilaria dalam darahnya. Survei stool yang dilakukan pada anak kelas 2 dan 3 sekolah dasar menunjukkan persentase siswa yang positif kecacingan sebesar 5,3%, sedangkan pemeriksaan keberadpn gen Brugia malayi pada siswa yang sama menunjukkan basil yang negatif. Aspek pengetahuan dan perilaku responden tentang filariasis masih tergolong kurang baik, sementara untuk sikap menunjukkan hal yang positif. Pemeriksaan darah pada 101 ekor hewan reservoir memperlihatkan 6 ekor hewan (3 ekor kucing dan 3 ekor anjing) positif cacing Dirofilaria spp dan tidak ditemukan mikrofilaria Brugia malayi. Lingkungan di lokasi penelitian cukup ideal bagi penularan filariasis karena keberadaan tempat hidup yang tersedia baik bagi vektor maupun hewan reservoir. Anopheles karwari ditemukan positif gen Wuchereria bancrofti melalui pemeriksaan PCR. Informasi yang diterima dani wawancara mendalam menunjukkan program atau kebijakan eliminasi filariasis telah dijalankan oleh pemerintah kabupaten mulai dan i mapping data dasar, pengobatan lima tahun, evaluasi di sela-sela pengobatan, TAS-1 hingga TAS-3. Meskipun demikian informan di tingkat desa menyatakan jika pengobatan belum dijalankan dengan maksimal. Terlepas dari masih ditemukannya mikrofilaria pada masyarakat, keberhasilan Kabupaten Bangka Barat dalam memperoleh status eliminasi perlu mendapat apresiasi. Untuk mempertahankan status eliminasi fungsi surveilans filariasis perlu dimaksimalkan terutama di wilayah yang diduga penularan masih terjadi, salah satunya adalah Dusun pelaik (Desa Tanjung Niur) yang menjadi lokasi penelitian.
Item Type: | Monograph (Technical Report) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Filariasis; Belitung |
Subjects: | W Medicine and related subjects (NLM Classification) > WC Communicable Diseases > WC 680-950 Tropical and Parasitic Diseases |
Divisions: | Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Loka Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Baturaja |
Depositing User: | Arga Yudhistira |
Date Deposited: | 28 May 2025 03:43 |
Last Modified: | 28 May 2025 03:43 |
URI: | https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/3119 |