REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

Cluster of Differentiation 4(CD4) dan Kepatuhan Pengobatan Antiretroviral (ARV) pada Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Kota Jayapura, Papua (Laporan Risbinkes)

Adiningsih, Setyo and Natalia, Evi Iriani and Wahyuni, Tri (2017) Cluster of Differentiation 4(CD4) dan Kepatuhan Pengobatan Antiretroviral (ARV) pada Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Kota Jayapura, Papua (Laporan Risbinkes). Project Report. Balai Penelitian dan Pengembangan Biomedis Papua, Papua.

[thumbnail of Cluster of Differentiation 4 (CD4) dan(1).pdf] Text
Cluster of Differentiation 4 (CD4) dan(1).pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) masih menjadi permasalahan kesehatan di Indonesia. Papua menduduki urutan ketiga tertinggi kasus HIV dan kedua kasus AIDS. Terapi antiretroviral (ARV) mampu meningkatkan jumlah Cluster of Differentiation 4 (CD4). Masih sedikit informasi tentang hubungan faktor kepatuhan dengan jumlah CD4 di Papua. Sehingga dilakukan penelitian untuk menganalisis jumlah CD4 dengan faktor kepatuhan terapi ARV di Kota Jayapura. Rancangan penelitian cross-sectional. Sampel diambil Juni sampai September 2017. Responden 85 pasien terapi ARV 12-24 bulan di VCT RSUD Dok II Jayapura, menyetujui inform consent dan memenuhi inklusi. Data CD4 dan faktor kepatuhan diperoleh dari pemeriksaan sampel darah dan kuisioner. Data dianalisis univariate dan bivariate uji Fisher exact dan Odds Ratio pada p < 0,05. Mayoritas responden perempuan (60%), 15-30 tahun (57,6%), bekerja (52,9%), sekolah (94,1%), asli Papua (65,9%), pengetahuan pengobatan baik (98,8%), tidak pernah ganti ARV (94,1%), pernah mengalami efek samping ARV (71,8%), memiliki jaminan kesehatan (88,2%), tidak pernah mengalami stigma (95,3%), selalu mendapat konseling kepatuhan (89,4%), akses layanan kesehatan mudah (76,5%), mendapat dukungan keluarga (77,6%), tidak mendapat dukungan komunitas (89,4%). Mayoritas responden dengan tingkat kepatuhan terapi tinggi mengalami kenaikan jumlah CD4. Perempuan berisiko 3,8 kali untuk imunodefisiensi dibanding laki-laki. Responden bekerja berisiko 2,9 kali untuk imunodefisiensi dibanding tidak bekerja. Responden tidak pernah mengalami stigma berisiko 0,095 kali untuk imunodefisiensi dibanding responden dengan pengalaman stigma. Perlu evaluasi responden patuh minum ARV tetapi tidak mengalami kenaikan CD4, serta konseling perbaikan status gizi responden kurus dan anemia.

Item Type: Monograph (Project Report)
Uncontrolled Keywords: CD4, faktor kepatuhan, terapi ARV, HIV/AIDS, Jayapura
Subjects: QS-QZ Preclinical sciences (NLM Classification) > QV Pharmacology > QV 243-269 Anti-Inflammatory Agents. AntiInfective Agents. Antineoplastic Agents
Divisions: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Balai Penelitian dan Pengembangan Biomedis Papua
Depositing User: Emi Suparwati
Date Deposited: 29 Mar 2018 06:41
Last Modified: 23 Sep 2019 11:51
URI: https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/3090

Actions (login required)

View Item View Item