Pracoyo, Noer Endah (2015) POLA STRAIN Corynebacterium diphtheriae PADA KASUS DAN ORANG KONTAK SERTA TINGKAT KEKEBALANNYA DI DAERAH KLB TAHUN 2015. [Experiment] (Submitted)
POLA STRAIN Corynebacterium diphtheriae PADA KASUS DAN ORANG KONTAK SERTA TINGKAT KEKEBALANNYA DI DAERAH KLB TAHUN 2015.pdf
Download (520kB) | Preview
Abstract
Difteri disebabkan oleh Corynebacterium diphtheriae yang dapat menghasilkan eksotoksin. Penyakit ini ditularkan melalui udara atau airborne deseases atau kontak langsung dengan lesi difteri kulit. Kenaikan kasus secara fluktuatif terjadi sejak tahun 2000 dan saat ini telah menyebar hampir di seluruh propinsi di Indonesia. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi bakteri penyebab penyakit difteri yang beredar di
beberapa provinsi di Indonesia dan faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya kasus di daerah penelitian.
Penelitian dilakukan dengan design cross sectional (potong lintang). Sampel penelitian sebanyak 172 responden yang terdiri dari 31 kasus suspek difteri dan 141 kontak erat penderita. Spesimen klinis berupa swab tenggorok/ hidung/ lesi kulit diambil dari responden penderita difteri dan orang kontak penderita difteri, sementara darah vena hanya diambil dari orang kontak. Kuesioner pendukung berisi tentang data demografi (umur dan jenis kelamin) imunitas responden, dll. Penelitian dilakukan pada bulan Januari - Desember 2015. Daerah penelitian meliputi Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Banten, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur. Analisis hasil identifikasi kuman dianalisis dengan cara diskriptif dan regresi logistik menggunakan program SPSS 17.00 for window.
Identifikasi sampel dengan metode konvensional secara kultur mendapatkan 3 (9,7 %) dari 31 kasus dan 5 (3,5%) dari 141 kontak erat penderita, positif ditemukan Corynebacterium diphtheriae pada spesimen klinisnya. Sementara itu dengan pemeriksaan PCR teridentifikasi 6 (19,4%) dari 31 kasus dan 10 (7,1%) dari 141 kontak positif C. diphtheriae. Seluruh C. diphtheriae yang teridentifikasi merupakan jenis toksigenik.
Sebanyak 6 (75%) dari 8 bakteri yang berhasil diisolasi merupakan subtype gravis dan 2 (25%) isolat masing-masing biotipe mitis dan intermedius. Hasil pemeriksaan titer antibodi menunjukkan bahwa hanya 105 (80,7%) dari 130 sampel darah yang berhasil dikumpulkan dari kontak erat penderita mempunyai titer antibodi protektif, sedangkan 25 (19,3%) lainnya memiliki titer antibodi tidak protektif. Hasil uji resistensi antibiotik pada 8 isolat C. diphtheriae menunjukkan bahwa semua isolat resisten terhadap Tetrasiklin dan ditemukan isolate resisiten terhadap Penicilin G dan Erythromycin.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa bakteri penyebab difteri di Indonesia cukup bervariasi dan sebagian telah resisten terhadap antibiotik utama untuk difteri (Penisilin dan Erythromycin). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa cukup banyak responden tidak mempunyai titer antibodi yang dapat melindungi terhadap penyakit difteri. Oleh karena itu disarankan untuk melakukan monitoring resistensi bakteri penyebab difteri terhadap antibiotik dan dilakukan peningkatan cakupan imunisasi.
Item Type: | Experiment |
---|---|
Subjects: | R Medicine > RB Pathology |
Divisions: | Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Pusat Biomedis Teknologi Dasar Kesehatan |
Depositing User: | Staf Litbangkes |
Date Deposited: | 28 May 2025 03:40 |
Last Modified: | 28 May 2025 03:40 |
URI: | https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/2996 |