REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
PENGEMBANGAN MODEL PEMBINAAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI KABUPATEN/KOTA (TAHAP I: EKSPLORASI)
Djjoerban, Badrijah and Pratiwi, Niniek L. and Poerwani, SK and Sopacua, Evie (2002) PENGEMBANGAN MODEL PEMBINAAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI KABUPATEN/KOTA (TAHAP I: EKSPLORASI). Project Report. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pelayanan dan Teknologi Kesehatan.
Full text not available from this repository.Abstract
Tujuan penelitian tahap I ini adalah melakukan analisis situasi dalam rangka mengembangkan model pembinaan mutu pelayanan kesehatan di kabupaten/kota. Daerah penelitian adalah Provinsi Jawa Timur (Kabupaten Pasuman dan Kota Malang), dan Bali (Kabupaten Badung dan Tabanan). Menggunakan metoda kualitatif maka pengumpulan data dilakukan dengan pendekatan diskusi terarah dan wawancara mendalam. Sasaran penelitian adalah jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Rumah Sakit pemerintah yaitu Kepala Dinas Kesehatan/Kepala Rumah Sakit sampai dengan kepala seksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di empat kabupaten penelitian, belum semua petugas yang bersangkutan diikutsertakan dalam proses perencanaan pembinaan mutu, termasuk dalam identifikasi masalah, mengukur kinerja, penentuan indikator maupun standar mutu. Hal ini mengakibatkan kurangnya sense of belonging; dan ternyata tidak terdapat kejelasan yang mendasari penyusunan perangkat pembinaan mutu. Dari perangkat pembinaan ternyata belum semua bagian mempunyai Standar Operasional Prosedur (SOP). Beberapa jenis instrumen pembinaan mutu seperti Stratifikasi Puskesmas sejak 2 tahun terakhir sudah tidak digunakan dan sebagai gantinya adalah Penilaian Kinerja Puskesmas yang baru akan dilakukan pada tahun 2002. Dafiar tilik dari Jaga Mutu (QA) juga tidak dipergunakan lagi oleh karena tidak tersedianya dana. Akreditasi Rumah Sakit sudah dilaksanakan tetapi pelaksanaan oleh DepKes dan Dinas Kesehatan Provinsi yang seharusnya berwenang dalam pembinaan ternyata masih kurang berperan. Pembinaan mutu yang saat ini dilakukan adalah supervisi rutin tanpa didukung daftar tilik dengan tolok ukur yang jelas, sehingga sulit untuk dilakukan evaluasi. Hambatan yang ada adalah keterbatasan baik dalam jumlah maupun kualitas SDM, dana dan kurang adanya rasa memiliki dari petugas kesehatan akibat dari ketidak-ikutsertanya dalam proses penentuan pembinaan mutu.
Item Type: | Monograph (Project Report) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | kesehatan, mutu, pelayanan, pembinaan |
Subjects: | W Medicine and related subjects (NLM Classification) > W General Medicine. Health Professions > W 84-85.5 Health Services. Patients and Patient Advocacy |
Divisions: | Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Pusat Penelitian dan Pengembangan Pelayanan dan Teknologi Kesehatan |
Depositing User: | Administrator Eprints |
Date Deposited: | 02 Oct 2017 05:31 |
Last Modified: | 01 Nov 2017 02:35 |
URI: | https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/2815 |
Actions (login required)
View Item |