REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

HUBUNGAN STATUS GIZI ANAK USIA 0 - 23 BULAN (BADUTA) DENGAN RIWAYAT PEMBERIAN ASI SERTA SOSIO-DEMOGRAFI

Rachmawati, Tety (2010) HUBUNGAN STATUS GIZI ANAK USIA 0 - 23 BULAN (BADUTA) DENGAN RIWAYAT PEMBERIAN ASI SERTA SOSIO-DEMOGRAFI. Project Report. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem dan Kebijakan Kesehatan.

Full text not available from this repository.

Abstract

Kurang Enegi Protein ( KEP ) adalah salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Masalah ini diantaranya ada hubungannya dengan pemberian ASI. Akhir-akhir ini penggunaan ASI cenderung menurun di berbagai negara berkembang, termasuk di Indonesia. Berkurangnya pemberian ASI mulai tampak diperkotaan dan kemungkinan menjalar di pedesaan. Program peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu, khususnya ASI Eksklusif merupakan program perioritas, karena dampaknya yang luas terhadap status gizi dan kesehatan balita. Program prioritas ini berkaitan juga dengan kesepakatan global antara lain: Deklarasi innocenti (Italia) tahun 1990 tentang perlindungan, promosi dan dukungan terhadap penggunaan ASI, disepakati pula untuk pencapaian pemberian ASI Eksklusif sebesar 80% pada tahun 2000. Menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002, didapati data jumlah pemberian ASI Eksklusif pada bayi di bawah usia dua bulan hanya mencakup 64% dari total bayi yang ada. Persentase tersebut menurun seiring dengan bertambahnya usia bayi. Tujuan dari analisis lanjut ini adalah menganalisis hubungan Faktor Sosial Demografi Ibu dengan pemberian ASI Eksklusif dan status gizi pada anak usia 0 - 23 bulan. Rancangan penelitian adalah deskriptif dengan pengambilan data cross sectional. Analisis dilakukan berdasarkan data yang sudah diambil pada riset kesehatan dasar 20 10. Unit analisisnya adalah rumah tangga dengan populasinya adalah ibu dari anak usia 0 -23 bulan dan anak usia 0 -23 bulan (Baduta) dan karakteristiknya dari Kuesioner Rumah Tangga Blok I, II, IV. Kesehatan anak dari Kuesioner Individu Blok Ea dan Eb. ASI dan MP ASI. Data diperoleh pada pengumpulan data Riset Kesehatan Dasar 2010. Dari hasil analisis lanjut didapatkan usia ibu berdampak pada kesiapan/kematangan seorang ibu dalam hal ini tergambar dengan semakin meningkatnya jumlah pemberian ASI eksklusif pada kelompok umur ibu usia > 20 tahun. Pendidikan rendah, Daerah pedesaan, kondisi sosial ekonomi rendah (kuintil) dan jumlah anak banyak pada ibu mempunyai kecenderungan meningkatnya status gizi umum (gizi buruk dan gizi kurang) pada anak usia 6 - 23 bulan, Daerah pedesaan, kondisi social ekonomi rendah (kuintil) pada ibu mempunyai kecenderungan meningkatnya status gizi akut (sangat kurus dan kurus) pada anak usia 6 - 23 bulan. Pendidikan rendah, Daerah pedesaan kondisi social ekonomi rendah (kuintil) pada ibu mempunyai kecenderungan meningkatnya gizi kronis (sangat pendek dan pendek) pada anak usia 6 - 23 bulan. Pada pemberian ASI eksklusif 6 bulan mampu memenuhi gizi bayi selama 4-6 bulan pertama, Setelah 6 bulan volume pengeluaran air susu menjadi m.enurun dan sejak saat itu kebutuhan gizi tidak lagi dapat dipenuhi oleh ASI saja dan harus mendapat makanan tambahan.

Item Type: Monograph (Project Report)
Uncontrolled Keywords: Baduta (6-23 tahun), ASI Eksklusif, Status Gizi
Subjects: W Medicine and related subjects (NLM Classification) > WS Pediatrics > WS 113-141 Child Care. Nutrition. Physical Examination
Divisions: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem dan Kebijakan Kesehatan
Depositing User: Administrator Eprints
Date Deposited: 02 Oct 2017 05:31
Last Modified: 26 Oct 2017 03:35
URI: https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/2734

Actions (login required)

View Item View Item