REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
STATUS MALARIA DI KABUPATEN SIKKA, FLORES SETELAH TERJADINYA GEMPA BUMI
Ompusunggu, Sahat and Harijani A.M and Rita M.D and Mursiatno (1993) STATUS MALARIA DI KABUPATEN SIKKA, FLORES SETELAH TERJADINYA GEMPA BUMI. Project Report. Puslit Penyakit Menular.
Full text not available from this repository.Abstract
Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian sebelumnya di mana pada penelitian tersebut didapatkan beberapa data dasar seperti fauna nyamuk Anopheles, jenis vektor, perilaku menggigit, istirahat dan tempat perindukan. Adanya gempa bumi yang mengguncang pulau Flores di akhir tahun 1992 diduga menyebabkan perubahan lingkungan fisik yang besar yang selanjutnya akan menyebabkan perubahan status malaria, terutama di Kabupaten Sikka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status malaria dan keadaan vaktor di daerah tersebut sesudah gempa bumi. Penelitian dilakukan di 6 desa dengan pemeriksaan yang meliputi pemeriksaan klinis (limpa), parasitologis, entomologis dan wawancara. Pemeriksaan limpa hanya dilakukan terhadap anak umur 2-9 tahun sedangkan pemeriksaan parasitologis terhadap semua kelompok umur. Pemeriksaan entomologis dilakukan dengan penangkapan nyamuk dewasa dengan cara-cara: umpan orang didalam dan diluar rumah, yang hinggap di dinding dan di sekitar ternak serta pencarian larva nyamuk. Wawancara dilakukan dengan pertanyaan kombinasi, yaitu jawaban tertutup dan terbuka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa endemisitas malaria adalah antara hipoendemis dan mesoendemis dengan besarnya Spleen rate antara 4.63%-42,05% (rata-rata 19,58%) pada bulan September 1993 dan antara 0-30,77% (rata-rata 10,56%) pada bulan Maret 1994. Besarnya Parasite rate berkisar antara 0,78%-26,38% (rata-rata 11,78%) pada bulan September 1993 dan antara 0,96%-29,88% (rata-rata 9,5%) pada bulan Maret 1994. Plasmodium falciparum merupakan species yang dominan kecuali di desa tertentu P. vivax dominan. Nyamuk dewasa Anopheles yang ditemukan ada 6 species yaitu: An. sundaicus, An. aconitus, An. subpictus, An. barbirostris, An. maculatus, dan An. vagus. Kepadatan An. sundaicus, An. aconitus dan An. subpictus menunjukkan peningkatan pada bulan Maret 1994 dibanding pada bulan September 1993 sedangkan species lainnya meskipun meningkat atau menurun namun tidak begitu nyata. Seluruh species Anopheles yang ditemukan menunjukkan kebanyakan sudah pernah bertelur. Kesenangan menggigit seluruh jenis nyamuk tersebut menunjukkan lebih senang menggigit diluar rumah dari pada di dalam rumah. Dari 3 species yang pernah dikonfirmasi di daerah itu, An. sundaicus cenderung lebih banyak menggigitpada tengah malam, An. subpictus cenderung pada jam-jam awal sedangkan An. barbirostris hampir merata sepanjang malam. Tempat perindukan An. aconitus adaah lagun dan sawah, untuk An. subpictus adalah lagun, untuk An. barbirostris dan An. vagus adalah sawah, genangan dan sungai sedangkan larva An.sundaicus tidak ditemukan. Secara umum lebih dari 50% penduduk telah mengetahui sifat-sifat umum malaria, namun sifat yang lebih rinci hanya sedikit penduduk yang mengetahui.
Item Type: | Monograph (Project Report) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Status Malaria, Gempa Bumi |
Subjects: | W Medicine and related subjects (NLM Classification) > WC Communicable Diseases > WC 680-950 Tropical and Parasitic Diseases |
Divisions: | Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Pusat Penelitian dan Pengembangan Penyakit Menular |
Depositing User: | Administrator Eprints |
Date Deposited: | 02 Oct 2017 05:31 |
Last Modified: | 30 Oct 2017 03:46 |
URI: | https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/2648 |
Actions (login required)
View Item |