REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
REAKSI IMUNOLOGIK DAN PROFIL SITOKIN SEBAGAI REAKSI PENGOBATAN PADA BERBAGAI SPEKTRUM KLINIS FILARIASIS
Kurniawan, Liliana and Widarso and Hariyani and Harun, Syahrial (1997) REAKSI IMUNOLOGIK DAN PROFIL SITOKIN SEBAGAI REAKSI PENGOBATAN PADA BERBAGAI SPEKTRUM KLINIS FILARIASIS. Project Report. Pusat Penelitian dan Pengembangan Penyakit Menular.
Full text not available from this repository.Abstract
Pengobatan dengan DEC menunjukkan efektivitas yang tinggi, dengan efek samping dan efek psikososial. Efek samping ini berhubungan dengan dilepaskannya zat-zat pada reaksi imunologik akibat meningkatnya metabolit parasit yang mati saat pengobatan. Reaksi imunologik tersebut dapat dinilai dengan mengukur produk tersebut; yaitu sitokin (IFN/TNF) dan dihubungkan dengan trum klinis, intensitas mikrofilaremia, berat ringannya samping dan species penyebab filariasis. Diagnosis didasarkan atas ditemukan mikrofilaria pada pemeriksaan malam hari, tetapi tidak semua infeksi menunjukkan adanya mikrofilaremia. Deteksi antigen W.bancrofti dengan Imunokromatografi (ICT) diteliti untuk meningkatkan kemudahan di lapangan. Dari 342 penduduk Tangerang yang endemis W. bancrofti ditemukan 5 penduduk dengan mikrofilaremia bancrofti dan tidak ditemukan elefantiasis. Dari 660 penduduk Sampit Kalimantan Tengah ditemukan 26 penduduk mikrofilaremia malayi dan 10 orang elefantiasis. Hasil transformasi limfosit dengan ekstrak mikrofilaria pada 26 penduduk sebelum dan 32 penduduk sesudah pengobatan dari penduduk Tangerang menunjukkan adanya penurunan IS yang bermakna pada kelompok mikrofilaremik. Dengan PHA (1:32) terlihat IS pada kelompok amikrofilaremik meningkat bermakna sesudah pengobatan dibandingkan sebelum pengobatan, hal ini tidak terlihat kelompok mikrofilaremik. 75% dari kelompok mikrofilaremik sebelum pengobatan menunjukkan IS >2 pada stimulasi dengan MF20 dan MF30, yang sesudah pengobatan menjadi 57 %. Kelompok amikrofilaremik menunjukkan respon imun tertinggi dibandingkan kelompok mikrofilaremik dan elefantiasis. Penurunan IS yang dapat dihubungkan dengan kemungkinan penurunan respon imun dipengaruhi oleh imunosupresi dari DEC. Pada penggunaan ICT untuk filariasis bancrofti bahwa 6,5% dan 8,5% negatif pada pemeriksaan darah terlihat tebal dan filter menunjukkan hasil positif pada ICT. Makna penggunaan ICT adalah sensitivitas yang leebih dari pemeriksaan parasit dengan filter, sehingga dapat disarankan digunakan pada evaluasi pasca pengobatan selain mudah dikerjakan dan dapat dilaksanakan pada siang hari. Bila ICT positip tetapi amikrofilaremik, mungkin masih terdapat cacing dewasa dan perlu observasi lebih lanjut. Pemeriksaan sitokin IFN dan TNF pada kelompok mikrofilaremik menujukkan konsentrasi rata-rata yang lebih tinggi dari normal. IFN dan TNF merupakan komponen imunologi yang berperan pada eliminasi parasit. Konsentrasi terlalu tinggi menimbulkan efek inflamasi, demam dan gejala-gejala klinis lainnya. Peningkatan kadar sitokin serum pada kelompok mikrofilaremik setelah pengobatan mungkin disebabkan oleh mikrofilaria yang mati akibat pengobatan dan reaksi imunologi meningkat terhadap antigen (mikrofilaria).
Item Type: | Monograph (Project Report) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Filariasis, Reaksi Imunologik, Sitokin |
Subjects: | W Medicine and related subjects (NLM Classification) > WC Communicable Diseases > WC 680-950 Tropical and Parasitic Diseases |
Divisions: | Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Pusat Penelitian dan Pengembangan Penyakit Menular |
Depositing User: | Administrator Eprints |
Date Deposited: | 02 Oct 2017 05:31 |
Last Modified: | 31 Oct 2017 06:06 |
URI: | https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/2634 |
Actions (login required)
View Item |