REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

PENELITIAN EFEKTIVITAS PEMBERIAN BOOSTER PADA VAKSIN TETANUS

Muljati and Rini Pangastuti,, Rini and Triharyanto, R.M. (1986) PENELITIAN EFEKTIVITAS PEMBERIAN BOOSTER PADA VAKSIN TETANUS. Project Report. Puslit Penyakit Menular.

Full text not available from this repository.

Abstract

Tetanus neonatorum merupakan penyebab utama kematian bayi di Indonesia. Untuk pemberantasannya, sejak 1976 telah dilaksanakan program vaksinasi tetanus bagi ibu-ibu hamil. Vaksinasi dasar diberikan berupa 2 kali suntikan toksoid tetanus 10 LF dengan interval 1-2 bulan. Mengingat cakupan program ini hanya 19,6%, maka sejak 1984 sasaran program diperluas dengan seluruh wanita usia subur (18-25 th), tanpa memandang status perkawinannya. Perluasan sasaran ini menimbulkan akibat perlunya memberikan suntikan booster agar status kekebalan para ibu tetap dapat dipertahankan ketika melahirkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur besarnya kebutuhan booster di antara para WUS sejalan dengan semakin lamanya selang waktu antara saat menerima vaksinasi dasar dengan saat melahirkan. Selain itu, juga diukur efektivitas suntikan booster untuk mengembalikan status kekebalan para ibu yang telah kehilangan kekebalan terhadap tetanus. Penelitian dilakukan di Yogyakarta, dengan melibatkan 837 orang ibu yang telah menerima vaksinasi dasar tetanus sebanyak 2 kali suntikan pada tahun 1978-1983. Kebutuhan booster diukur secara retrospektip dengan melihat kadar antibodi terhadap tetanus dalam sera. Seorang ibu dikatakan telah kehilangan kekebalan terhadap tetanus jika kadar antibodinya kurang dari 0.01 HAU/ml. Efektivitas booster diukur dari kadar aritibodi yang meningkat setelah booster dilakukan. Pengukuran kadar antibodi dilakukan dengan cara mikrohemaglutinasi pasif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan booster meningkat sejalan dengan semakin lamanya masa pasca vaksinasi. Kebutuhan ini berkisar antara 30 sampai 70% diukur pada 2 sampai 7 tahun setelah vaksinasi dasar. Oleh karenanya, disarankan agar suntikan booster dapat diberikan pada 2 tahun setelah vaksinasi dasar tetanus. Rata-rata kadar antibodi dapat dipertahankan di atas batas protektif sampai 6 tahun masa pasca vaksinasi. Hal ini serupa dengan hasil-hasil penelitian yang dilakukan di negara lain. Suntikan booster vaksin tetanus sebesar 10 Lf ternyata dapat meningkatkan kadar antibodi di atas 0,01 HAU/ml pada semua ibu-ibu yang mendapatkannya. Kenaikan kadar antibodi ini agaknya sudah mencapai batas mendekati maksimum, karena tidak lagi dipengaruhi oleh kadar antibodi sebelum booster dan oleh lamanya masa pasca vaksinasi. Dilihat dari segi ini, suntikan vaksin booster sebesar 10 Lf adalah pemborosan. Kenaikan kadar antibodi yang hebat setelah menerima booster, disertai dengan timbulnya reaksi samping yang cukup berat, yaitu pembengkakan pada tempat injeksi selama 3-5 hari. Agaknya jumlah antigen dalam suntikan booster perlu dikurangi untuk menekan timbulnya reaksi samping ini, sekaligus mengurangi keborosan. Penelitian ini disarankan untuk diikuti oleh penelitian tentang jumlah antigen yang memadai untuk suntikan booster vaksin tetanus dan tentang manfaat booster bagi mereka yang hanya menerima 1 kali suntikan vaksinasi dasar tetanus.

Item Type: Monograph (Project Report)
Uncontrolled Keywords: Vaksin Tetanus
Subjects: W Medicine and related subjects (NLM Classification) > WC Communicable Diseases > WC 195-425 Infection. Bacterial Infections
Divisions: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Pusat Penelitian dan Pengembangan Penyakit Menular
Depositing User: Administrator Eprints
Date Deposited: 02 Oct 2017 05:31
Last Modified: 26 Oct 2017 03:13
URI: https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/2609

Actions (login required)

View Item View Item