REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
IDENTIFIKASI AEDES AEGYPTI DI WILAYAH ENDEMIS (KOTA BANDA ACEH, KAB. ACEH BESAR DAN KOTA LHOKSEUMAWE) (Laporan Penelitian)
Paisal and Sukowati, Supratman and Afreni, Mufida and Yulidar (2013) IDENTIFIKASI AEDES AEGYPTI DI WILAYAH ENDEMIS (KOTA BANDA ACEH, KAB. ACEH BESAR DAN KOTA LHOKSEUMAWE) (Laporan Penelitian). Project Report. Loka Penelitian dan Pengembangan Biomedis Aceh.
Full text not available from this repository.Abstract
Insiden penyakit dengue semakin meningkat dalam beberapa dekade terakhir. WHO memperkirakan terjadi 50 juta infeksi dengue di seluruh dunia setiap tahun. Di Indonesia, DBD pertama kali dilaporkan di Jakarta dan Surabaya pada tahun 1968. Di provinsi Aceh, kasus demam berdarah pada tahun 2008 sebesar 2.436 kasus. Ada tiga kabupaten yang menempati posisi tertinggi, yaitu Kota Banda Aceh, Kota Lhokseumawe, dan Kabupaten Aceh Besar masing-masing sebesar 593,632, dan 391 kasus. Penyakit demam berdarah disebabkan oleh virus dengue dan vektornya adalah nyamuk aedes, baik Aedes aegypti maupun Aedes albopictus. Tujuan peneliian ini adalah mengidentifikasi jenis jentik aedes, mengidentifikasi karakteristik kontainer dan larva index, menentukan ovitrap index di dalam rumah maupun di luar rumah, mengidentifikasi gambaran pengetahuan, sikap, dan tindakan mengenai jentik aedes dan pemberantasannya. Penelitian dilakukan di tiga wilayah, yaitu Gampong Mulia Kota Banda Aceh, Lampeuneurut Gampong Kabupaten Aceh Besar, dan Gampong Tumpok Teungoh Kota Lhoksumawe, dengan jumlah sampel masing-masing wilayah adalah 100 rumah tangga. Penelitian dilakukan Agustus sampai dengan Desember 2011. Dari 799 kontainer, ditemukan 206 kontainer positif (34,7%). Sedangkan jumlah rumah tangga positif jentik adalah sebesar 44% dari 300 rumah tangga. Indeks larva dan indeks ovitrap untuk ketiga wilayah tinggi, yaitu Gampong Mulia (HI=50,CI=39,BI=81;OI=26), Lampeuneurut Gampong (HI=42,CI=26,BI=76;OI=18), dan Gampong Tumpok Teungoh (HI=38,CI=16,BI=49;OI=18). Angka tersebut menunjukkan bahwa risiko penularan DBD di tiga wilayah penelitian tinggi. Pengetahuan responden terhadap jentik DBD dan program 3M cukup baik dan sikap responden terhadap program 3M juga sangat baik. Hanya saja, tindakan 3M oleh responden masih sangat kurang, terbukti dengan tingginya angka rumah positif jentik (44%).
Item Type: | Monograph (Project Report) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Aedes Aegypti, DBD |
Subjects: | QS-QZ Preclinical sciences (NLM Classification) > QX Parasitology > QX 500-675 Insects. Other Parasites |
Divisions: | Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Loka Penelitian dan Pengembangan Biomedis Aceh |
Depositing User: | Administrator Eprints |
Date Deposited: | 02 Oct 2017 05:31 |
Last Modified: | 23 Sep 2019 12:25 |
URI: | https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/2543 |
Actions (login required)
View Item |