REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
HUBUNGAN KADAR IODIUM AIR SUSU IBU DENGAN IODIUM URIN IBU MENYUSUI DI DAERAH DENGAN KADAR EKSKRESI IODIUM URIN TINGGI
Supadmi, Sri and Kartono, Djoko and Sugianto and Samsudin, M. (2010) HUBUNGAN KADAR IODIUM AIR SUSU IBU DENGAN IODIUM URIN IBU MENYUSUI DI DAERAH DENGAN KADAR EKSKRESI IODIUM URIN TINGGI. Project Report. Balai Penelitian dan Pengembangan.
Preview |
Text
594 GIZ - HUBUNGAN KADAR IODIUM AIR SUSU IBU DENGAN IODIUM .pdf Download (9MB) | Preview |
Abstract
Tujuan umum: untuk menilai hubungan kadar iodium Air Susu Ibu (ASI) dengan iodium urin ibu menyusui di daerah dengan kadar ekskresi iodium urin tinggi. Tujuan Khusus: untuk mengukur kadar iodium dalam ASI pada ibu menyusui, mengukur kadar iodium dalam urin pada ibu menyusui dan bayinya, mengukur nilai TSH pada ibu menyusui dan bayinya, mengukur nilai fT4 pada ibu menyusui, mengukur status gizi ibu menyusui, mengukur frekuensi dan durasi bayi setiap menyusu selama 24 jam, mengukur pengetahuan, sikap dan praktek ibu menyusui, mengukur kadar iodium dalam garam konsumsi rumah tangga, mengukur recall konsumsi makanan ibu menyusui, mengukur kadar iodium dalam air yang digunakan untuk minum dan memasak di rumah tangga. Manfaat: dari hasil penelitian diperoleh informasi kecukupan asupan iodium bayi dari ASI dan bahan kajian/pertimbangan khususnya dalam revisi tingkat iodisasi dalam garam. Informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai kebijakan dalam penanggulangan masalah GAKI. Desain penelitian: Cross Sectional. Sampel: ibu menyusui yang berumur 17-45 tahun yang mempunyai bayi berumur 2 minggu-6 bulan. Pemilihan Kecamatan dilakukan secara acak (simple random sampling) yaitu satu Kecamatan yang menggambarkan nilai ekskresi iodium urin tergolong tinggi dan satu Kecamatan yang menggambarkan nilai ekskresi iodium urin normal. Dari 2 Kecamatan terpilih yang meliputi 10 desa akan diambil sampel ibu menyusui dan bayinya masing-masing sebanyak 180 yang dilakukan secara acak (simple random sampling). Hasil penelitian: Sebagian besar pekerjaan ayah sebagai buruh 31,7%. Lebih dari separo persen pekerjaan ibu ternyata tidak bekerja 67%. Pendidikan ayah yang terbanyak adalah tamat SD 37% hal ini sama dengan yang terjadi peda pendidikan ibu yang terbanyak 38,9%. Hasil palpasi leher ibu mengalami pembesaran kelenjar tiroid grade I = 1,7% sedangkan pada bayi yang. mengalami grade I = 0,6%. Makanan sumber iodium yang banyak dikonsumsi ibu adalah ikan laut 20,67%, jenisnya meliputi ikan asin, teri, bandeng dan pindang. Sedangkan untuk ikan air tawar, lele yang paling sering dikonsumsi. Ibu mengkonsumsi makanan sumber iodium ini lebih dari 2x seminggu. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap dan pemberian air susu ibu (ASI). Nilai ekskresi iodium urin pada ibu yang tinggi ternyata diikuti oleh nilai ekskresi iodium dalam urin pada bayinya juga tinggi demikian juga dengan nilai iodium dalam ASI juga ditemukan tinggi. Saran: Perlu dilakukan penelitian sejenis didaerah lain yang mempunyai nilai ekskresi iodium urin tinggi.
Item Type: | Monograph (Project Report) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Iodium ASI, Iodium Urin, Ibu Menyusui |
Subjects: | QS-QZ Preclinical sciences (NLM Classification) > QV Pharmacology > QV 270-285 Water. Electrolytes |
Divisions: | Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Balai Penelitian dan Pengembangan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium Magelang |
Depositing User: | Administrator Eprints |
Date Deposited: | 02 Oct 2017 05:30 |
Last Modified: | 20 Feb 2018 08:45 |
URI: | https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/2381 |
Actions (login required)
View Item |