REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

ANALISIS SPASIAL TUBERKULOSIS PARU DI INDONESIA BERDASARKAN RISKESDAS 2007 DAN 2010

Mikrajab, Muhammad Agus and Rahanto, Sugeng (2010) ANALISIS SPASIAL TUBERKULOSIS PARU DI INDONESIA BERDASARKAN RISKESDAS 2007 DAN 2010. Project Report. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem dan Kebijakan Kesehatan.

Full text not available from this repository.

Abstract

Latar Belakang: Menurut WHO Report, (2010), Tuberkulosis paru masih merupakan masalah kesehatan global apalagi di Indonesia. Penyakit tersebut mendapat perhatian serius dan berbagai kalangan karena masih tingginya angka penemuan Kasus TB. Metode: Penelitian 1m menggunakan desain cross sectional dengan mengintegrasikan analisis desknptif dan spasial TB yang diambil dan data sekunder Riskesdas 2007 dan 2010. Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan pembobotan. Besar sampel dalam penelitian ini adalah RKD 2007 sebanyak 7.713 sampel dan RKD 2010 sebanyak 4.959 sampel. Kriteria adalah Penderita TB yang berusia minimal 15 tahun yang di Diagnosa dan Gejala. Hasil: Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa TB Satu Tahun terakhir tahun 2007 yang di Diagnosa tertinggi di Jawa Tengah yaitu 12.5% sedangkan terendah di Kepulauan Bangka Belitung yaitu 0.3%. Prosentase penderita TB satu tahun terakhir tahun 2010 yang di Diagnosa tertinggi di Jawa Barat yaitu 23.7% dan terendah di Nusa Tenggara Timur yaitu 0.1%. Prosentase Penderita TB Satu tahun terakhir yang di Diagnosa Menurut jenis kelamin lebih banyak kaum Laki-Laki yaitu 55.5% pada tahun 2007 dan mengalami penurunan menjadi 54.6% pada tahun 2010. Prosentase tempat berobat penderita TB setelah di Diagnosa tahun 2010, kebanyakan penderita memanfaatkan RS Swasta yaitu 36.6% dan terendah di Puskesmas yaitu 17.7% dan hasil spasial diperoleh distribusi spasial penderita TB Diagnosis tahun 2010 kebanyakan memanfaatkan RS Swasta yaitu 36.6% di wilayah Jawa Barat, sedangkan paling sedikit penderita TB memanfaatkan Puskesmas yaitu 17.7% masing-masing di wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur. Pola distnbusi Penderita TB yang di Diagnosa dan Gejala tahun 2007 menurut Provinsi berpola menyebar (scattel) secara merata di 33 provinsi. Namun demikian, ada 3 provinsi kategori tertinggi dan terendah. Yaitu tertinggi distribusi Penderita TB di Jawa Tengah. Sedangkan terendah masing-masing di Kepulauan Bangka Belitung dan Maluku Utara. Pola distribusi Penderita TB yang di Diagnosa dan Gejala tahun 201 0 menurut Provinsi berpola menyebar (scatter) secara merata di 33 provinsi. Namun demikian, ada 3 provinsi kategori tertinggi dan terendah. Yaitu tertinggi distribusi Penderita TB di Jawa Barat. Sedangkan terendah masing-masing di Sulawesi Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku Utara. Kesimpulan: Distnbusi TB sebagian besar berada di Pulau Jawa yang notabene padat penduduk and Pola distribusi penderita TB baik yang di Diagnosa maupun Gejala pada tahun 2007 dan 2010 berpola menyebar.

Item Type: Monograph (Project Report)
Uncontrolled Keywords: Analisis Spasial, Tuberkulosis Paru, Riset Kesehatan Dasar
Subjects: W Medicine and related subjects (NLM Classification) > WF Respiratory System > WF 140-900 Diseases of the Respiratory System
Divisions: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem dan Kebijakan Kesehatan
Depositing User: Administrator Eprints
Date Deposited: 02 Oct 2017 05:30
Last Modified: 24 Oct 2017 02:48
URI: https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/2368

Actions (login required)

View Item View Item