REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
Hubungan Proses Mulai Menyusui Dengan Status Kesehatan Ibu Sebelum Melahirkan, Selama Persalinan Dan Paska Melahirkan
Angkasawati, Tri Juni and Oktarina and Emawati, Titik (2010) Hubungan Proses Mulai Menyusui Dengan Status Kesehatan Ibu Sebelum Melahirkan, Selama Persalinan Dan Paska Melahirkan. Project Report. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem dan Kebijakan Kesehatan.
Full text not available from this repository.Abstract
Proses mulai menyusui yang dilakukan seawal mungkin bisa disebut sebagai Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yang dapat didefinisikan sebagai proses kegiatan kontak kulit ke kulit ibu dan bayi, bayi merangkak menuju puting ibu sampai bayi mengisap puting dan menyusu. Proses berlangsung dalam 1 jam. Bila proses lebih dari 1 jam maka di sebut IMD lambat. Program peningkatan Penggunaan Air Susu lbu, khususnya ASI Eksklusif merupakan program prioritas, karena dampaknya yang luas terhadap status gizi dan kesehatan balita. Program prioritas ini berkaitan juga dengan kesepakatan global antara lain: Deklarasi innocenti (ltalia) tahun 1990 tentang perlindungan, promosi dan dukungan terhadap penggunaan ASI, disepakati pula untuk pencapaian pemberian ASI'Eksklusif sebesar 80% pada tahun 2000. Analisis lanjut ini bertujuan mengetahui hubungan proses mulai menyusui dengan status kesehatan ibu sebelum melahirkan, selama persalinan dan paska melahirkan. Hasil analisis menunjukkan dari seluruh bayi 0-23 bulan yang mendapat ASI sebagian besar mulai diberikan pada saat 1 sampai 6 jam setelah lahir yaitu 40,6%.· Sedangkan pemberian ASI setelah 48 jam setelah lahir yang disebut juga sebagai proses mulai menyusui lambat sebanyak 11%. Menurut karakteristik ibu semakin tinggi tingkat ·pendidikan ibu, maka anak semakin kurang mendapatkan kesempatan memperoleh ASI sebelum satu jam pertama paska persalinan. Fakta ini juga menunjukkan bahwa semakin kaya (kuintil 5) keluarga di Indonesia, maka kesempatan anak mendapatkan ASI sebelum satu jam pertama pasca persalinan menjadi semakin kecil. Proses mulai menyusui bayi 0 sampai 23 bulan pada ibu-ibu yang mengalami tanda-tanda bahaya komplikasi selama kehamilan dan saat melahirkan sebagian besar mulai menyusui 1 sampai 6 jam setelah melahirkan disusul 1 jam setelah melahirkan. Hasil yang menarik dari analisis lanjut ini menunjukkan pada ibu yang pernah mengalami kejang selama kehamilan, melakukan proses mulai menyusui lebih dini daripada ibu hamil yang tidak mengalami kejang. Sedangkan pada ibu paska melahirkan yang mengalami perdarahan, pingsan dan demam melakukan proses mulai menyusui 1-6 jam setelah melahirkan menunjukkan angka yang lebih tinggi dibanding ibu yang tidak mengalami komplikasi-komplikasi tersebut. Berkaitan dengan faktor psikologis ibu paska melahirkan hasil analisis lanjut menunjukkan bahwa pada kejadian rasa nyeri pada payudara dan rasa sedih dan tertekan pad a ibu setelah melahirkan lebih banyak melakukan proses mulai menyusui 1 sampai 6 jam setelah melahirkan. Melihat dari tempat atau sarana dim ana ibu melahirkan dapat diketahui proses mulai menyusui lebih banyak dilakukan mulai beberapa saat setelah melahirkan sampai 6 jam kemudian, hal ini sangat menggembirakan karena akan mendekatkan bayi dengan ibu sedini mungkin yang akan memberikan efek yang baik pada ibu dan bayinya. Dari hasil analisis diketahui bahwa kelompok ibu yang melahirkan dengan sectio caesaria cenderung lebih sedikit yang melakukan proses mulai menyusui dini dibanding kelompok ibu yang tidak melahirkan dengan sectio caesaria. Bayi-bayi dengan berat badan normal cenderung mendapat ASI lebih awal.dibanding dengan bayi dengan berat badan kurang atau bayi dengan berat badan lebih. Peran provider kesehatan untuk membantu dan memotivasi ibu-ibu· untuk melakukan proses mulai menyusui secara dini dengan tanpa melihat berat badan lahir bayi.
Item Type: | Monograph (Project Report) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | proses mulai menyusui, status kesehatan ibu |
Subjects: | W Medicine and related subjects (NLM Classification) > WS Pediatrics > WS 113-141 Child Care. Nutrition. Physical Examination |
Divisions: | Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem dan Kebijakan Kesehatan |
Depositing User: | Administrator Eprints |
Date Deposited: | 02 Oct 2017 05:30 |
Last Modified: | 25 Oct 2017 07:04 |
URI: | https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/2366 |
Actions (login required)
View Item |