REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

FAKTOR DETERMINAN YANG MEMPENGARUHI STATUS MORBIDITAS/PENYAKIT PADA BALITA DI DAERAH TERTINGGAL (ANALISIS LANJUT DATA RISKESDAS 2007) LAPORAN AKHIR

Senewe, Felly Philipus and Komalig, Freddy and Sondakh, Jimmy and Mulati, Erna (2009) FAKTOR DETERMINAN YANG MEMPENGARUHI STATUS MORBIDITAS/PENYAKIT PADA BALITA DI DAERAH TERTINGGAL (ANALISIS LANJUT DATA RISKESDAS 2007) LAPORAN AKHIR. Project Report. Pusat Penelitian dan Pengembangan Ekologi dan Status Kesehatan. (Unpublished)

[thumbnail of EKO 592.pdf] Text
EKO 592.pdf
Restricted to Registered users only

Download (37MB) | Request a copy

Abstract

Kesehatan bayi di bawah lima tahun (balita) di lndonesia sampai sekarang ini masih jauh dari keadaan yang diharapkan karena masih cukup besar jumlah balita yang meninggal. Kematian balita masih cukup tinggi yakni 46/1000 kelahiran hidup selama periode tahun 1998-2002 (SDKI 2002/2003) dan sedikit menurun menjadi 44/1000 kelahiran hidup selama periode tahun 2002-2007 (SDKI 2007). Status kesehatan balita berhubungan dengan beberapa faktor yaitu faktor pada ibu Selama hamil atau melahirkan serta faktor dari bayi/balita. Faktor lain yang cukup berpengaruh terhadap kesehatan balita yaitu faktor tempat tinggal. Balita yang tinggal di daerah tertinggal mempunyai status kesehatan yang kurang baik. Daerah tertinggal adalah daerah kabupaten yang relatif kurang berkembang dibandingkan daerah lain dalam skala nasional dan berpenduduk yang relatif tertinggal. Suatu daerah dikategorikan sebagai daerah tertinggal karena beberapa faktor penyebab antara lain faktor geografis, daerah tertinggal relatif sulit dijangkau karena letaknya yang jauh di pedalaman, perbukitan/pegunungan, kepulauan, pesisir, dan pulau-pulau terpencil sehingga sulit dijangkau oleh jaringan baik transportasi maupun media kornunikasi atau jangkauan pelayanan kesehatan. Dalam RPJMN 2004-2009 telah ditetapkan 199 kabupaten sebagai daerah tertinggal. Secara kuantitatif jumlah daerah tertinggal tersebut adalah sebanyak 44% dari 457 kabupaten/kota di Indonesia. Riskesdas telah dilaksanakan di seluruh Provinsi di Indonesia. Data yang dikumpulkan meliputi data kesehatan masyarakat dan biomedis (pengambilan darah). Sumber data yaitu data Riskesdas 2007, data Susenas Kor 2007. Tujuan analisis untuk mengetahui pengaruh faktor determinan dengan status morbiditas balita di daerah tertinggal. Dengan analisis secara deskriptif dari data Riskesdas ini maka diharapkan dapat dipergunakan oleh pengambil kebijakan baik ditingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota maupun di tingkat Nasional untuk kesehatan Balita khususnya kebijakan di daerah tertinggal. Disarankan untuk penentu kebijakan dan program kesehatan balita baik sektor kesehatan maupun sektor lainnya adalah sebagai berikut: masih tetap perlu mendapatkan perhatian yang khusus untuk kesehatan bayi dan balita yang tinggal di daerah tertinggal baik oleh sektor kesehatan maupun dari sektor yang lain, program imunisasi khususnya imunisasi BCG harus menjangkau semua bayi yang berada di daerah tertinggal, penyediaan air minum yang cukup untuk keluarga sangat penting apalagi untuk bayi atau balita. Penyediaan air minum di daerah tertinggal harus melibatkan faktor lain misalnya Pekerjaan Umum (PU), dan ketersediaan sarana kesehatan rawat jalan yang cukup di daerah tertinggal sehingga apabila ada bayi atau balita yang sakit maka secara cepat dapat segera diobati/ditangani.

Item Type: Monograph (Project Report)
Uncontrolled Keywords: Balita, Daerah Tertinggal, Imunisasi, Air Bersih, Morbiditas
Subjects: W Medicine and related subjects (NLM Classification) > WS Pediatrics > WS 200-342 Diseases of Children and Adolescents
Divisions: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Pusat Penelitian dan Pengembangan Ekologi dan Status Kesehatan
Depositing User: Administrator Eprints
Date Deposited: 02 Oct 2017 05:30
Last Modified: 08 Jul 2021 03:32
URI: https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/2187

Actions (login required)

View Item View Item