REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

Studi Faktor Penentu Perilaku Pemeliharaan Unggas berkaitan dengan Flu Burung di Jawa - Bali

Zalbawi, Sunanti (2009) Studi Faktor Penentu Perilaku Pemeliharaan Unggas berkaitan dengan Flu Burung di Jawa - Bali. Project Report. Pusat Penelitian dan Pengembangan Ekologi dan Status Kesehatan.

Full text not available from this repository.

Abstract

Berdasarkan data dari Sub.Dit Zoonosis, Dit. P2B2, Ditjen. PPPL, Depkes, jumlah kumulatif kasus Flu Burung pada manusia di Indonesia, sejak Juni 2005 sampai dengan Februari 2008 tercacat sebanyak 129 kasus dan kematian 105 kasus dengan Case Fatality Rate (CFR)sebesar 81,4% yang tersebar di 12 provinsi. Disain Riskesdas 2007 merupakan survei cross sectional bersifat deskriftif. Sampel rumah tangga dan anggota rumah tangga dirancang identik dengan daftar sampel rumah tangga dan anggota rumah tangga Susenas 2007. Kemudian dilakukan analisis dari data Riskesdas 2007 dan Susenas 2007 mengenai "Studi Faktor Penentu Perilaku Pemeliharaan Unggas, Bekaitan dengan Flu Burung di kawasan Jawa -Bali". Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi analisis univariat, bivariat, dan multivariat dengan regresi logistik di Jawa-Bali. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan pengetahuan, sikap berkaitan dengan flu burung dan perilaku cuci tangan dengan sabun dengan pemeliharaan unggas di kawasan Jawa-Bali. Hasil : Diperoleh proporsi responden yang memiliki perilaku memelihara unggas di pulau Jawa dan Bali yang salah, lebih besar dibandingkan perilaku yang benar. Interpretasi hasil di Pulau Jawa - Bali : 1.Responden yang memiliki tingkat pendidikan rendah memiliki resiko 0,873 kali memiliki perilaku memelihara unggas yang salah dibandingkan dengan yang memiliki tingkat pendidikan tinggi, 2.Responden yang memiliki usia 19-59 tahun mempunyai resiko 1,082 kalimemiliki perilaku memelihara unggas yang salah dibandingkan dengan yang berada pada usia di bawah rata-rata, 3. Responden yang memiliki perilaku mencuci tangan yang salah, memiliki resiko 0,865 kali memiliki perilaku memelihara unggas yang tidak baik dibandingkan dengan yang memiliki perilaku mencuci tangan yang baik. Di Propinsi DKI Jakarta, secara substansi variabel status ekonomi rumah tangga tetap dapat diinterpretasikan memiliki hubungan dengan perilaku memelihara unggas. Responden yang memiliki status ekonomi rumah tangga yang miskin memiliki resiko 2, 016 kali memiliki perilaku memelihara unggas yang salah dibandingkan dengan yang memiliki status ekonomi yang tidak miskin. Di Propinsi Jawa Barat, dari hasil analisa, temyata tidak ada variabel independen yang secara signifikan berhubungan. Secara substansi variabel sikap tetap dapat dianggap memiliki hubungan dengan perilaku memelihara unggas. Responden yang memiliki sikap yang salah memiliki resiko 1,151 kali memiliki perilaku memelihara unggas yang salah dibandingkan dengan yang memiliki sikap yang benar. Di Propinsi Jawa Tengah : 1. Responden yang memiliki tingkat pendidikan rendah memiliki resiko 0,753 kali memiliki perilaku memelihara unggas yang salah dibandingkan dengan yang memiliki tingkat pendidikan tinggi, 2. Responden yang memiliki usia 19-59 th mempunyai risiko 1,194 kali memiliki perilaku memelihara unggas yang salah dibandingkan dengan yang berada pada usia lainnya, 3. Responden yang tinggal di pedesaan mempunyai resiko 0,845 ka1i memiliki perilaku memelihara unggas yang salah dibandingkan dengan yang tinggal di perkotaan, 4. Responden yang memiliki sikap yang salah mempunyai resiko 0,780 kali memiliki perilaku memelihara unggas yang salah, 5. Responden yang memiliki perilaku mencuci tangan yang salah, memiliki resiko 0,895 kali memiliki perilaku memelihara unggas yang tidak baik dibandingkan dengan yang memiliki perilaku mencuci tangan yang baik. Di Propinsi Jawa Timur: 1. Responden yang memiliki status ekonomi miskin mempunyai resiko 0,795 kali memiliki perilaku memelihara unggas yang salah dibandingkan dengan yang tidak miskin, 2. Responden yang memiliki perilaku mencuci tangan yang salah, memiliki resiko 0,829 kali memiliki perilaku memelihara unggas yang tidak baik dibandingkan dengan yang memiliki perilaku mencuci tangan yang baik. Di Propinsi Banten : Responden yang memiliki pengetahuap. salah memiliki resiko 0,614 kali memiliki perilaku memelihara unggas yang salah dibandingkan dengan yang memiliki pengetahuan benar. Di Yogyakarta, responden yang tinggal di pedesaan memiliki resiko 1,796 kali memiliki perilaku memelihara unggas yang salah dibandingkan dengan yang tinggal di perkotaan. Interpretasi hasil di Propinsi Bali: l. Responden yang tidak bekerja memiliki resiko 1,178 kali memiliki perilaku memelihara unggas yang salah dibandingkan dengan yang bekerja, 2.Responden yang miskin memiliki resiko 2,067 kali memiliki perilaku memelihara unggas yang salah dibandingkan dengan yang tidak miskin, 3. Responden yang berpendidikan rendah memiliki resiko 1,304 kali memiliki perilaku memelihara unggas yang salah dibandingkan dengan yang berpendidikan tinggi, 4. Responden yang tinggal di pedesaan memiliki resiko 3,368 kali memiliki perilaku memelihara unggas yang salah dibandingkan dengan yang tinggal di perkotaan. Kesimpulan : Faktor penentu yang menjadi masalah dalam perilaku memelihara unggas yang salah yang berkaitan dengan flu burung yaitu : pendidikan yang rendah, tidak punya pekerjaan, pendapatan rendah/miskin, tinggal di pedesaan, mempunyai kebiasaan cuci tangan yang tidak benar, keadaan ini beresiko terhadap flu burung. Dari masing-masing provinsi faktor penentu berbeda masalahnya, yang berkaitan dengan pemeliharaan unggas yang salah dan beresiko flu burung. Saran : Program promosi kesehatan mengenai bahaya flu burung digiatkan di daerah yang masyarakatnya miskin, berpendidikan rendah, banyak tidak bekerja. Untuk setiap provinsi dalam pengendalian flu burung disesuaikan dengan masalah masing-masing wilayah Untuk pemeliharan unggas yang baik dan dan benar, menjadi tanggung jawab Departemen Pertanian dan instansi terkait.

Item Type: Monograph (Project Report)
Uncontrolled Keywords: perilaku; unggas; flu burung
Subjects: W Medicine and related subjects (NLM Classification) > WC Communicable Diseases > WC 500-590 Virus Diseases
Divisions: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Pusat Penelitian dan Pengembangan Ekologi dan Status Kesehatan
Depositing User: Administrator Eprints
Date Deposited: 02 Oct 2017 05:30
Last Modified: 09 Nov 2017 04:00
URI: https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/2079

Actions (login required)

View Item View Item