REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
Hubungan antara Kondisi Lingkungan dan Perilaku hygienis Dengan Kejadian Penyakit DBD dan Diare di Indonesia
Laksmiarti, Turniani (2009) Hubungan antara Kondisi Lingkungan dan Perilaku hygienis Dengan Kejadian Penyakit DBD dan Diare di Indonesia. Project Report. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem dan Kebijakan Kesehatan.
Full text not available from this repository.Abstract
Analisis lanjut Riset Kesehatan Dasar ini dilaksanakan untuk menganalisis Hubungan antara Kondisi Lingkungan dan Perilaku Higienis Dengan Kejadian Penyakit DBD dan Diare di Indonesia. Telah disadari bahwa penyakit DBD dan Diare hampir te1jadi setiap tahun, baik yang disebabkan karena pembahan iklim juga karena kurang pedulinya masyarakat terhadap kesehatan dan kondisi lingkungan. Program Indonesia Sehat 2010, salah satu indikator kesehatan masyarakat adalah terbebasnya masyarakat dari kejadian luar biasa demam berdarah dengue. Untuk itu ditetapkan target bahwa pada tahun 2010, diharapkan angka kematian karena demam berdarah dengue, tidak lebih dari 1 % dari jumlah penderita demam berdarah. Tujuan dari analisis ini adalah melakukan analisis Hubungan antara Kondisi Sanitasi Lingkungan dan Perilaku Higienis terhadap Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue dan Diare di Indonesia. Disain analisis mempakan analisis data sekunder dari basil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2007) bempa kuesioner, pengumpulan data dilakukan secara potong-lintang. Data yang terkumpul dianalisis dengan regresi logistic dan disampaikan secara deskriptif. Hasil analisis didapatkan bahwa proporsi kejadian penyakit diare lebih didominasi kaum perempuan, baik di perkotaan maupun perdesaan (96%), begitu pula dengan kejadian penyakit DBD. Prevalensi Kejadian Penyakit Diare terbanyak pada umur 21-30 tahun dengan pendidikan SD-tamat SD yang mempunyai ftekuensi 1,5 kali lebih besar dibandingkan usia lainnya, dan ibu rumah tangga mempunyai ftekuensi 1,06 dibandingkan kaum laki-laki. Adapun penyebab penyakit diare bilamana ditinjau dari sanitasi lingkungan, maka kualitas air keruh, berasa dan berbau mempunyai resiko 1,1 lebih besar dibandingkan dengan air yang bening dan tidak berasa,tidak berbau. Sedang air yang langsung diambil dari sumber mempunyai resiko 1,3 lebih besar dibandingkan air yang diendapkan/disimpan dalam tandon tertutup. Ditinjau dari perilaku higienis, penyebab diare adalah yaitu mencuci tangan memakai sabun sebelum makan mempunyai resiko kejadian diare sebesar 1.2 kali woandingkan tidak mencuci tangan dan mencuci tangan setelah BAB mempunyai resiko terjadinya diare sebesar 1,3 kali dibandingkan tidak mencuci tangan. Prevalensi Kejadian Penyakit DBD terbanyak pada anak usia 1-10 tahun, yaitu mempunyai ftekuensi 3,7 kali dibandingkan usia lainnya, dengan pendidikan SD- tamat SD, dan karakter pekerjaan adalah pegawai dan sekolah, yaitu mempunyai frekuensi 1,8 kali. Dari hasil uji statistik penyebab terjadinya penyakit DBD adalah buangan limbah kamar mandi melalui saluran tertutup (tidak mengalir) mempunyai resiko 1,4 kali lebih besar terhadap kejadian DBD. Kejadian penyakit Diare dan DBD lebih banyak diperkotaan dibandingkan dengan pedesaan. Penyebab kejadian tersebut karena kualitas air yang tidak layak untuk diminum dan buangan air limbah yang kurang benar.
Item Type: | Monograph (Project Report) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Perilaku higienes; Kejadian Penyakit DBD; Diare |
Subjects: | W Medicine and related subjects (NLM Classification) > WA Public Health > WA 670-847 Sanitation. Environmental Control |
Divisions: | Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem dan Kebijakan Kesehatan |
Depositing User: | Administrator Eprints |
Date Deposited: | 02 Oct 2017 05:30 |
Last Modified: | 09 Nov 2017 03:05 |
URI: | https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/2073 |
Actions (login required)
View Item |