Penyempurnaan Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten/Kota

Budiarto, Martuti (2007) Penyempurnaan Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten/Kota. Project Report. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem dan Kebijakan Kesehatan.

Abstract

Kegiatan Penyempurnaan Sistem Informasi Kesehatan telah dilaksanakan selama 8 bulan pada tahun anggaran 2005. Kegiatan ini dirasa perlu mengingat sejak pelaksanaan desentralisasi sektor kesehatan tahun 2001, SIK diberbagai tingkat pemerintah kurang berjalan lancar; demikian pula arus informasi dari Puskesmas dan rumah sakit ke dinas kesehatan kabupaten/kota dilanjutkan ke propinsi dan terus ke pusat kurang lancar pula. Sementara data dan informasi sangat diperlukan untuk masukan dalam proses pengambilan keputusan, serta meningkatkan manajemen program kesehatan. Secara umum kegiatan ini mempunyai tujuan untuk menyempurnakan SIK kabupaten/kota dan mendayagunakan informasi yang tersedia sebagai masukan dalam manajemen kesehatan dan dalam proses pengambilan keputusan. Kegiatan ini merupakan penelitian terapan dengan pengembangan model penelitian sistem kesehatan, yang mempunyai desain cross sectional. Pemilihan sampel dilakukan secara bertingkat dengan mengambil strata HDI dan kapasitas fiskal yang berbeda; pada strata HDI dan kapasitas fiskal yang tinggi, telah terpilih Propinsi Bali, dengan lokasi Kota Denpasar, dan Kabupaten Tabanan. Sedangkan daerah dengan strata HDI dan fiskal yang rendah dipilih Propinsi NTT, dengan lokasi Kota Kupang, dan Kabupaten Belu. Variabel yang diteliti meliputi substansi, sistem, mekanisme, waktu pelaporan, analisis data, presentasi data dan umpan balik informasi. Penyesuaian substansi SIK harus berdasarkan pada situasi epidemiologi setempat dan sesuai dengan kebijakan lokal. Selain itu penyesuaian dilakukan dengan pemilihan upaya PKD yang relevan, sehingga sektor kesehatan dapat lebih mengkonsentrasikan program kesehatan yang benar-benar dibutuhkan masyarakat. Acuan pemilihan upaya PKD Puskesmas adalah urusan wajib dan Standar Pelayanan Minimal (UW-SPM), disamping keadaan spesifik setempat. Beberapa temuan lapangan dikemukakan disini adalah sebagai berikut: data yang dikumpulkan secara rutin terlalu banyak, sehingga menimbulkan beban bagi petugas kesehatan pada tingkat operasional. Data kurang memadai untuk digunakan dalam pengambilan keputusan, karena masalah kualitas dan kelengkapannya. Kecuali itu masih terjadi duplikasi dalam pencatatan data di puskesmas, dan analisis periodik SIK jarang dilakukan. Di beberapa tempat sudah menggunakan komputer, sebaliknya di beberapa tempat sumber daya SIK masih terbatas. Terungkap pula kurangnya umpan balik bagi unit operasional. Hasil penyederhanaan Formulir Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas serta Formulir Pelaporan Rumah Sakit dapat dilampirkan 1, 2 dan 3 dokumen ini. Kesimpulan dan saran : 1. dirasakan mendesaknya kebutuhan informasi untuk manajemen desentralisasi sektor kesehatan dan untuk proses perencanaan yang baik; 2. dibutuhkan peningkatan efisiensi dan efektivitas SIK melalui penyederhaan dan integrasi pencatatan dan pelaporan; 3. optimalisasi penggunaan data yang tersedia untuk advokasi, perencanaan dan pengelolaan program; 4. diperlukan pengembangan jaringan SIK, termasuk informasi dari sektor terkait dan upaya swasta; 5. dianjurkan menggunakan sumber data lain, misalnya hasil survei, sensus dan sumber data sekunder lainnya; 6. Pusat Data dan Informasi bersama unit utama Departemen Kesehatan perlu mengkoordinasikan penyempurnaan SIK pada tingkat nasional.

Actions (login required)

View Item