REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
Bioyodium Merupakan Fortifikan yang Efektif untuk Penanggulangan GAKY
Komari, Komari (2007) Bioyodium Merupakan Fortifikan yang Efektif untuk Penanggulangan GAKY. Project Report. Balai Penelitian dan Pengembangan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium Magelang.
Full text not available from this repository.Abstract
Dalam teknologi intervensi gizi, fortifikasi merupakan program jangka panjang yang paling efisien dibandingkan pendidikan gizi dan suplementasi zat gizi. Syarat dari fortifikasi adalah (1) fortifikasi tidak mempengaruhi organoleptik bahan makanan yang ditambahkan (2) stabil selama penyimpanan dan pengolahan makanan serta (3) mempunyai bioavailabilitas tinggi. Dalam mencapai program fortifikasi yang efektif pendekatan dilakukan dengan pengembangan (a) fortifikasi multi zat gizi mikro dan (b) fortifikasi yang sesuai dengan tubuh manusia dan stabil. Bioyodium merupakan fortifikasi yodium yang terikat dengan bahan biologis lemak sehingga tahan terhadap pengaruh bumbu dan stabil dalam penyimpanan dan pengolahan, mempunyai bioavailabilitas lebih tinggi dari pada kalium yodat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur efisiensi bioyodium yang difortifiksikan pada garam dalam meningkatkan status yodium (kadar tiroksi dan yodium urin) di daerah GAKI. Penelitian ini bersifat ?quasi eksperiment? dan dilaksanakan di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Malang. Garam yang diyodisasi dengan bioyodium dan kalium yodat setara dengan 50 ppm) secara random sistematis diberikan kepada keluarga yang mempunyai anak usia sekolah dasar yang mengalami pembesaran kelenjar tiroid. Pembesaran kelenjar tiroid ditentukan dengan palpasi pada anak sekolah. Keluarga partisipan menyatakan kesediaan ikut berpartisipasi dalam penelitian dengan menandatangani ?inform consent?. Garam diberikan sebanyak 800 gram setiap keluarga setiap bulan selama 3 bulan.Pengukuran status GAKY dengan palpasi dan ekskresi yodiu urine (EYU) pada anak sekolah, dan parameter kadar tiroksin darah pada ibu keluarga tersebut dilakukan pada awal dan akhir penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa garam yang diyodisasi dengan bioyodium sama efektifnya dalam mengempiskan pembesaran kelenjar tiroid. Bioyodium dalam garam juga efektif menaikkan EYU dan kadar tiroksin darah. Dalam penyembuhan hipotiroid, bioyodium relatif lebih efektif. Kecenderungan hipertiroid juga dideteksi pada kedua kelompok, tetapi bioyodium relatif lebih kecil. Implikasi hasil penelitian ini terhadap kebijakan pogram dalam penggunaan jenis yodium yang ditambahkan ke dalam garam tidak terbatas pada KIO3, sehingga tidak membatasi jenis senyawa yang direkomendasikan untuk penambahan ke dalam garam. Indikasi adanya hipertiroid menunjukkan bahwa dosis yodium sebesar 30 ? 80 ppm perlu dikoreksi kembali agar menghasilkan status yoidum yang cukup dalam jangka panjang. Berdasarkan data tersebut beberapa rekomendasi dapat dikemukakan antara lain sebagai berikut (1) standar yodisasi garam perlu disarankan berdasarkan jumlah kadar yodium dalam garam tanpa menyebut jenis senyawanya dan (2) penggunaan dosis yodium dalam fortifikasi garam perlu dikoreksi agar tidak menimbulkan gejala hipertiroid.
Item Type: | Monograph (Project Report) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Bioyodium |
Subjects: | W Medicine and related subjects (NLM Classification) > WD Disorders of Systemic, Metabolic or Environmental Origin, etc. > WD 100-175 Nutrition Disorders |
Divisions: | Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Balai Penelitian dan Pengembangan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium Magelang |
Depositing User: | Administrator Eprints |
Date Deposited: | 02 Oct 2017 05:30 |
Last Modified: | 09 Nov 2017 07:55 |
URI: | https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/1917 |
Actions (login required)
View Item |