REPOSITORI BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

Respon terhadap Antigen Protektif setelah Pemberian Vaksin Pertusis Selluler pada Mencit

Saragih,, Siti Mariani (1994) Respon terhadap Antigen Protektif setelah Pemberian Vaksin Pertusis Selluler pada Mencit. Project Report. Center for Research and Development of Disease Control, NIHRD.

Full text not available from this repository.

Abstract

Saat ini terdapat dua macam vaksin pertusis, yaitu vaksin selluler dan vaksin aselluler (baru digunakan di Jepang). Untuk itu telah dilakukan penelitian di Pusat Penelitian Penyakit Menular tahun 1993 dan 1994 untuk mengetahui respon imun hewan coba terhadap kedua vaksin tersebut. Sebelumnya uji potensi vaksin telah dilakukan, namun hasilnya belum memuaskan. Vaksin pertusis aselluler mengandung 2 komponen aktif dari kuman Bordetella pertusis (dari 12 komponen) yang bersifat antigen protektif, yaitu filamentous haemaglutinin (FHA) dan pertusis toksin (PT). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui proteksi yang ditimbulkan oleh vaksin selluler (Bio Farma) dan membandingkannya dengan vaksin aselluler (Jepang) pada mencit. Kelompok studi terdiri dari mencit jantan dan betina yang berumur 4 minggu dengan berat badan 14-16 gram sebanyak 360 ekor dan dibagi menjadi 2 kelompok, yang diimunisasi dengan vaksin pertusis selluler dan aselluler. Setelah pengambilan darah untuk pemeriksaan zat anti, mencit tersebut di "Challenge" dengan kuman hidup DP 18-323 sebanyak 50 ribu kuman untuk mengetahui potensi kedua vaksin tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar zat anti FHA dan PT yang terbentuk pada 2 minggu setelah imunisasi tidak berbeda antara vaksin selluler dengan vaksin aselluler. Namun terdapat perbedaan titer antibodi FHA dan PT pada 3 minggu setelah imunisasi. Hasil potensi vaksin, tidak berbeda di antara kedua vaksin tersebut bila challenge diberikan setelah 3 minggu. Sedangkan bila challenge diberikan pada 2 minggu setelah imunisasi, potensi vaksin seluller, lebih tinggi dari pada vaksin aselluler. Karena vaksin selluler mengandung antigen-antigen lain dari kuman pertusis sehingga antibodi yang ada telah mampu untuk melindungi mencit. Berarti antibodi FHA dan PT saja belum mampu melindungi mencit dalam waktu 2 minggu.

Item Type: Monograph (Project Report)
Uncontrolled Keywords: filamentous haemaglutinin (FHA); pertusis toksin (PT); vaksin pertusis
Subjects: W Medicine and related subjects (NLM Classification) > WC Communicable Diseases > WC 195-425 Infection. Bacterial Infections
Divisions: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan > Center for Research and Development of Disease Control, NIHRD
Depositing User: Administrator Eprints
Date Deposited: 02 Oct 2017 05:30
Last Modified: 07 Nov 2017 04:05
URI: https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/1903

Actions (login required)

View Item View Item